Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Waspada, Aquaplaning Juga Incar Pengendara Truk

JAKARTA, KOMPAS.com - Berkendara saat musim hujan memiliki risiko yang lebih tinggi dibanding saat kondisi normal, hal ini juga berlaku untuk truk atau kendaraan besar.

Kondisi jalan yang licin, membuat jarak pengereman akan lebih panjang. Begitu juga visibilitas atau jarak pandang yang pastinya menurun.

Namun selain itu, ada bahaya lain yang mengintai serta memiliki dampak cukup fatal, tapi kerap tak disadari pengendara truk, yakni aquaplaning.

Seperti diketahui, belum lama ini sudah banyak kecelakaan yang terjadi karena faktor aquaplaning. Efeknya tidak main-main, selain menyebabkan kerusakan parah, nyawa pengendara juga terancam.

Perlu dipahami, aquaplaning merupakan kondisi di mana ban mobil kehilangan traksi atau penapakan pada permukaan jalan. Hal ini terjadi biasanya ketika melintasi genangan air hujan.

Menurut National Sales Manager TBR (Truck & Bus Radial) PT. Hankook Tire Sales Indonesia Ahmad Juweni, fenomena aquaplaning dapat menyebabkan kehilangan kendali atas kendaraan, terutama bagi pengemudi truk yang sering berhadapan dengan kondisi jalan yang basah.

"Dalam menghadapi jalanan licin, diperlukan keterampilan khusus untuk menghindari aquaplaning terutama ketika truk membawa muatan penuh. Karena itu, baiknya pengemudi kendaraan niaga lebih memperhatikan beberapa komponen penting sebelum berkendara dan menerapkan teknik berkendara yang aman," ucap Ahmad dalam keterangan resminya, Jumat (26/1/2024).

Ahmad menjelaskan, ada empat tips yang bisa diterapkan pengendara truk untuk menghindari aquaplaning saat berkendara di musim hujan, yakni ;

1. Pastikan tekanan udara di setiap ban sesuai dengan rekomendasi produsen. Tekanan udara yang kurang atau berlebih dapat memengaruhi kinerja ban dan meningkatkan risiko aquaplaning.

2. Pengendara perlu memeriksa kedalaman tapak pada setiap ban, karena tapak yang aus dapat mengurangi traksi dan meningkatkan risiko kehilangan kendali, terutama saat melintasi jalanan basah.

Hal ini bisa dengan melihat Tread Wear Indicator (TWI) yang dapat ditemukan pada dinding ban. Jika tanda segitiga TWI sudah menyentuh tapak ban, maka harus segera diganti.

3. Kurangi kecepatan saat berkendara di jalan yang basah. Semakin tinggi kecepatan, semakin besar gaya angkat yang terjadi pada ban sehingga semakin mudah ban tergelincir di atas air.

Ketika hujan, disarankan pengendara untuk mengurangi kecepatan setidaknya 10 kilometer per jam (kpj) dari kondisi normal. Kecepatan yang lebih rendah memberikan lebih banyak waktu bagi ban untuk mengalami kontak dengan permukaan jalan, meningkatkan traksi, dan mengurangi risiko hilang kendali.

4. Hindari jalur air berlebih di jalanan dan genangan yang terlalu dalam serta yang mengalir deras, karena hal ini dapat meningkatkan risiko aquaplaning.

Namun, apabila pengendara mengalami aquaplaning, hal terpenting yang harus dilakukan yaitu tetap tenang agar tidak kehilangan kendali atas kendaraan. Coba untuk menahan setir tetap lurus dan hindari menginjak pedal rem.

Ahmad mengatakan, jika memungkinkan, arahkan kendaraan ke tepi jalan untuk mengurangi risiko tabrakan.

“Ikuti arah tanpa melawan, dan perlahan koreksi traksi. Hindari pengereman mendadak, sebab bisa menyebabkan selip dan melintir. Perhatikan faktor seperti tekanan udara ban, keausan, dan kondisi suspensi untuk mencegah aquaplaning yang lebih parah,” katanya.

https://otomotif.kompas.com/read/2024/01/27/164200715/waspada-aquaplaning-juga-incar-pengendara-truk

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke