JAKARTA, KOMPAS.com – Omoda E5 merupakan mobil listrik yang secara tampilan mirip dengan Omoda 5, tapi dengan penggerak motor listrik. Bisa dibilang desain Omoda E5 jauh lebih kalem, sekaligus lebih elegan dibandingkan pendahulunya.
Omoda E5 yang sebelumnya sempat hadir di pameran GIIAS 2023, memiliki perbedaan dibandingkan Omoda 5, utamanya terlihat pada bumper depan.
Di mana tampilan bumper depan lebih minim kisi-kisi udara. Tak seperti Omoda 5 yang mengusung desain sarang lebah.
Lampu depan juga masih mirip dengan Omoda 5. Perbedaan paling terlihat dari sisi kosmetik di sekitar headlamp yang terdapat aksen silver.
Di depan, terdapat soket pengisian daya yang sudah mendukung port CCS2 (Fast Charging) yang harus dibuka melalui tombol di interior. Adapun untuk pengecasan AC pakai model Type 2 Connector.
Beralih ke bagian samping, pelek Omoda E5 juga sama seperti versi Internal Combustion Engine (ICE) dengan ukuran 18 inci.
Bedanya, pelek Omoda E5 pakai kombinasi alloy dan plastik, sehingga modelnya lebih tertutup dan terlihat lebih aerodinamis.
Bergeser lagi ke belakang, tampilannya masih mirip dengan Omoda 5. Tidak banyak emblem, hanya ada logo E5 di sisi kanan bawah.
Tapi di mobil listrik ini terdapat tambahan Duck Tail, kemudian spoiler juga sedikit berbeda, dan bumpernya tampak lebih bersih dari hiasan.
Masuk ke kabin, langsung terasa bahwa interior Omoda E5 terasa berbeda bila dibandingkan Omoda 5, meskipun pada dasarnya mengusung desain serupa.
Di mana mobil listrik ini tampak lebih fashionable dengan penggunaan warna biru pada bahan pelapis kulit, ditambah dengan aksen jahitan warna kuning.
Melihat dasbornya, Omoda E5 juga tampil minimalis tanpa tombol pengaturan AC atau sistem audio. Karena semua pengaturan sudah tersedia dalam head unit berukuran total 24,6 inci.
Kesimpulannya, desain Omoda E5 terlihat proper dan bisa diterima oleh konsumen. Salah satunya berkat kesamaan tampilan dengan versi ICE yang sudah familiar di jalan.
https://otomotif.kompas.com/read/2024/01/19/144100715/bahas-desain-omoda-e5-mobil-listrik-pertama-chery-di-indonesia