JAKARTA, KOMPAS.com - Punya mobil matik sebaiknya sering dipakai agar komponen yang terdapat di dalam girboks tetap berkerja dengan baik. Jika mobil sering "nganggur' oli transmisi akan mengendap.
Rivey, dari bengkel spesialis mobil matik, Automatic 88 di Raden Inten, mengatakan, sering terjadi masalah pada mobil matik premium karena mobil jarang dipakai.
"Kadang mobil premium mewah rusaknya bukan karena rusak sering dipakai tapi justru karena kurang dipakai," ujar Rivey yang ditemui Kompas.com, di Jakarta, Selasa (16/1/2024).
"Olinya mengendap. Saat dia dipakai, mungkin ada sesuatu (sistem) di dalam yang tidak merespon dengan baik. Dianjurkan sering dipakai. Jangan hanya dipanasin karena yang gerak cuma mesin tapi juga dijalankan," ujarnya.
Rivey mengatakan, salah satu kesalahan orang ialah mengganti oli matik dengan patokan kilometer alias jarak.
"Pola pikir kita untuk menjaga matik tetap awet ialah pertama pemakaian. Kemudian oli filter itu penting, kdua jangan terkecoh kilometer," ujarnya.
"Kadang kalau kita melihat hanya kilometer oli ini bisa memuai karena panas, dia (oli) bisa memuai, bisa bocor, oli juga bisa berubah wujud. Karena itu mobil matik disarankan untuk sering dijalankan," ujarnya.
Dilansir dari Auto2000, diler resmi Toyota, penggantian oli matik berbeda dari oli mesin. Jika pelumas mesin diganti setiap 10.000 km, oli transmisi matik wajib diganti setiap 80.000 km.
Waktu penggantiannya lebih panjang dengan catatan jika tidak mengalami masalah di luar, seperti terendam banjir dan lain sebagainya.
https://otomotif.kompas.com/read/2024/01/17/164100015/punya-mobil-matik-jangan-keseringan-parkir-di-rumah