JAKARTA, KOMPAS.com - Pertumbuhan pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV) di dunia mengalami perlambatan pada periode 2023.
Dilansir dari Reuters pada Jumat (12/1/2024), lembaga riset Rho Motion menyebut pergerakkan pasar battery electric vehicle (BEV) dan plug-in hybrid electric vehicle (PHEV) berhasil meningkat 31 persen.
Padahal pada tahun sebelumnya, penjualan dari kedua jenis EV tersebut mampu tumbuh hingga 60 persen. Menandakan permintaan mulai turun, di samping kondisi eksternal lain yang mempengaruhi daya beli.
Manajer data Rho Motion Charles Lester mengungkapkan bahwa tren tersebut memang sudah selayaknya terjadi. Sebab, pertumbuhan tinggi di beberapa tahun sebelumnya merupakan awal kemunculan produk EV.
"Anda tidak bisa menggandakannya setiap tahun,” ujarnya.
Lester pun mengungkapkan, bahwa pertumbuhan penjualan kendaraan listrik di 2023 memang sudah sejalan dengan proyeksi dari Rho Motion. Tahun ini, ia memperkirakan pertumbuhan akan berada di kisaran 25-30 persen.
Ia juga melihat saat ini produsen mobil khawatir penjualan mobil listrik di Eropa dan negara lain akan melambat setelah bertahun-tahun mengalami percepatan pertumbuhan.
Kekhawatiran tersebut muncul karena produsen berpikiran para pembeli menunggu model yang lebih baik, lebih kecil, dan lebih murah dalam waktu dua hingga tiga tahun ke depan.
“Penjualan di Eropa pada tahun 2024 dapat dipengaruhi oleh keputusan mendadak Jerman pada tahun lalu untuk menghapuskan subsidi kendaraan listrik,” kata Lester.
Lebih rinci, dalam data tersebut tecatat bahwa BEV menyumbang 9,5 juta dari 13,6 juta kendaraan listrik yang terjual di seluruh dunia pada tahun 2023. Sementara PHEV menyumbang sisanya.
“Penjualan pada bulan Desember mencapai rekor bulanan 1,5 juta unit,” kata Rho Motion.
https://otomotif.kompas.com/read/2024/01/12/162100315/penjualan-kendaraan-listrik-di-dunia-mulai-menurun