Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Korban Google Maps, Warga Bekasi Tersasar di Hutan Wonosobo

Meskipun dirancang untuk menampilkan rute terbaik, namun tak jarang peta digital mengalami kesalahan, seperti memberikan rute yang kurang tepat atau kurang sesuai dalam menentukan titik lokasi. Hal seperti ini membuat penggunanya menjadi sering tersesat.

Seperti yang dialami oleh dua mobil yang berisi warga Bekasi yang tersesat di hutan Wonosobo pada Kamis (6/1/2024).

Kejadian bermula saat wisatawan dari luar daerah ini hendak berlibur di Wonosobo dengan tujuan Dieng. Karena tidak hafal dengan rute yang dilalui, para wisatawan itu mengandalkan Google Maps untuk navigasi menuju lokasi.

“Sesampainya di Desa Tlogojati Kecamatan Wonosobo, mobil masuk ke jalur perkebunan, dan mobil satu mengalami trouble ban selip, mobil dua mengalami pecah ban,” ucap Kepala BPBD Kabupaten Wonosobo, Dudy Wardoyo, dikutip dari Kompas.com, Jumat (5/1/2024).

Kejadian yang menimpa warga asal Bekasi tersebut nyatanya juga sering dialami oleh pengguna aplikasi peta lainnya.

Training Director The Real Driving Center (RDC) Marcell Kurniawan mengatakan, hal utama yang harus dipersiapkan jika bepergian menggunakan aplikasi peta adalah mengecek terlebih dahulu rute yang disarankan.

“Bila akan menempuh perjalanan jauh dan mengandalkan aplikasi peta, H-1 sebelum keberangkatan pengemudi sebaiknya mempelajari dan melihat kondisi melalui foto lokasi yang tersedia di aplikasi,” ucap Marcell.

Kemudian, jangan lupa untuk update informasi melalui aplikasi peta yang ada saat istirahat.

“Ketika sudah di perjalanan dan sedang istirahat, lihat lagi rutenya, diarahkan ke mana. Kemudian bila rute yang disarankan berubah, segera pelajari lagi,” kata dia.

Lebih lanjut lagi, Marcell menyarankan, bila masuk ke daerah dengan sinyal yang minim, jangan andalkan aplikasi.

“Coba untuk bertanya arah dengan orang sekitar, agar tidak tersesat,” ucapnya.

Sementara itu, Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI) Sony Susmana menambahkan, aplikasi petunjuk jalan seperti Google Maps atau peta digital lainnya, sebaiknya digunakan pengemudi sebagai referensi saja.

“Aplikasi penunjuk arah sebaiknya digunakan sebagai referensi agar lebih mudah, dekat, aman dan arahnya jelas. Tidak disarankan mengandalkan 100 persen, karena nomor satu pengemudi harus paham dengan detail lokasinya,” ucap Sony.

Menurut Sony, hanya pengemudi pemula saja yang mengandalkan aplikasi seperti itu. Pasalnya, jika sudah banyak pengalaman biasanya dalam mengambil keputusan akan banyak pertimbangan.

“Berikutnya pengemudi sebaiknya tidak memaksakan diri. Artinya, kalau memang jalan tersebut tidak layak, ya jangan diteruskan. Kontak yang bersangkutan untuk minta supaya pertemuannya di geser ke area yang lebih aman,” kata Sony.

https://otomotif.kompas.com/read/2024/01/06/062200115/korban-google-maps-warga-bekasi-tersasar-di-hutan-wonosobo

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke