Overlanding Indonesia Gelar Kesenian Tradisional Bantengan di Malang

MALANG, KOMPAS.com - Komunitas otomotif Overlanding Indonesia menggelar pertunjukan kesenian Bantengan di Desa Mendalanwangi, Kecamatan Wagir, Kabupaten Malang, Minggu (17/12/2023).

Tampak ratusan pelaku seni Bantengan menunjukkan atraksinya dalam kegiatan yang digelar di lapangan Desa Mendalanwangi tersebut.

Ketua Umum Overlanding Indonesia Renville Antonio mengatakan, program Overlanding Indonesia tidak hanya menjelajah dan melestarikan alam Indonesia, namun juga turut melestarikan seni dan budaya Nusantara.

"Kami terus berkomitmen untuk ingin menjadi bagian dalam melestarikan seluruh kesenian Nusantara, termasuk seni tradisional Bantengan yang ada di Malang ini," kata Renville saat ditemui, Minggu (17/12/2023).

Renville mengaku tergerak untuk menggelar pertunjukan Bantengan itu karena merasa jatuh cinta ketika dua kali melihat kegiatan Bantengan di Kabupaten Malang.

"Keunikan dari kesenian ini, mulai dari ritual doa hingga berbagai atraksinya, pecut hingga kostumnya," ucap dia.

Sementara itu, Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Elistianto Dardak yang juga hadir dalam kegiatan itu mengapresiasi kegiatan Bantengan yang digelar oleh Overlanding Indonsia. Hal itu, menurut Emil adalah salah satu contoh dukungan masyarakat kepada pemerintah dalam memajukan kebudayaan masyarakat.

"Kesenian tradisional seperti bantengan ini perlu untuk terus dilestarikan, karena akan berdampak pada nilai kebudayaan dan wisata di Indonesia. Termasuk juga berdampak kepada ekonomi masyarakat," kata Emil.

Pemerintah Jawa Timur, menurut Emil akan terus mendukung gerakan kesenian melalui pemerintah desa serta lembaga pendidikan untuk memberikan ruang kepada pelaku kesenian tradisional.

"Kami akan mendorong nantinya, dalam kalender budaya kita turut menyertakan agenda akbar Bantengan," ucap Emil.

Untuk diketahui, kesenian tradisional Bantengan adalah seni pertunjukan budaya tradisi yang berasal dari Jawa Timur. Kesenian itu ada sejak jaman Kerajaan Singasari.

Ciri khasnya, kesenian itu diperankan oleh dua orang yang mengenakan topeng dan kostum menyerupai banteng, digabungkan dengan unsur sendratari, olah kanuragan, musik, dan syair dan mantra yang sangat kental dengan nuansa magis.

Permainannya akan semakin menarik apabila telah masuk tahap pemain pemegang kepala Bantengan menjadi kesurupan arwah leluhur Banteng (Dhanyangan).