JAKARTA, KOMPAS.com - Neta merek asal China hadir di Indonesia. Sebagai penetrasi awal, Neta meluncurkan mobil listrik Neta V di pameran Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2023, pada Agustus lalu.
Usai menjajal singkat Neta V di area test drive GIIAS 2023, Kompas.com kini berkesempatan kencan lebih intim dengan Neta V. Mobil bergaya sub compact SUV dengan harga Rp 379 juta saat pemesanan di GIIAS 2023.
Jika sebelumnya Kompas.com akan memberikan estimasi biaya kepemilikan mobil, maka di Neta V tidak dicantumkan. Pihak Neta belum memberikan berapa rincian anggaran servis selama 5 tahun.
Desain
Bicara desain, tampilan Neta V tergolong kalem, manis, dan tidak terlalu agresif. Fasia depan contohnya, mobil ini tidak pakai gril alias polos dan bumper depan tampil minimalis. Kesan sporty didapat dari bentuk lampu depan yang modern.
Bagian kap mesin juga "licin" yang sedikit terkesan ala city car dan membuat fasia depan mengingatkan Tesla Model. Bedanya kap depan Neta V ini terlihat cukup pendek untuk ukurannya.
Beralih ke samping lekukannya juga minimalis sesuai dengan konsep mobil listrik yang punya tema masa depan. Atap bagian belakangnya melandai namun panjang membuat proporsinya seolah jadi crossover.
Kemudian, fasia belakang lebih beraksen meski pada dasarnya tetap minimalis. Desain sporty ditunjang bentuk ujung lampu belakang lancip mengarah ke bawah yang menyesuaikan lampu depan.
Neta V memiliki dimensi panjang 4.070 mm, lebar 1.690 mm dan tinggi 1.540 mm. Lebih mungil dari Hyundai Ioniq 5 dengan panjang 4.635 mm, lebar 1.890 mm dan tinggi 1.647 mm.
Dengan lebar nyaris 1,7 meter dan tinggi 1,5 meter proporsinya memang sedikit unik, tidak terlalu lebar tapi tinggi. Beruntung dikurangi dengan bentuk atap belakang yang melandai sehingga tidak "cingkrang."
Fitur
Masuk ke kabin dan duduk di jok pengemudi, desain jok dirasa cukup nyaman. Namun pengaturannya masih manual. Kemudian jok sudah pakem sebab ketinggiannya tidak bisa diatur.
Interiornya tidak dijejali tombol-tombol, digantikan layar sentuh layar lebar model tablet dengan posisi vertikal 14,6 inci yang terletak di tengah.
Setirnya cukup nyaman digenggam, bentuknya tidak bulat tapi sedikit kotak dan di bagian atas tengah ada penanda warna merah sebagai "center." Namun setir tidak bisa diatur karena tidak ada opsi naik turun dan maju.
Setir mobil juga memiliki beberapa tombol mulai dari audio steering switch hingga cruise control. Pandangan mata ke depan cukup luas. Tampak pilar A juga tidak mengalangi daya pandang, kemudian bentuk panel instrumen lebar 12 inci memajang.
Tuas perpindahan gigi berada di belakang setir di sebelah kanan yang dinamakan electronic shifter. Mobil juga tidak punya rem tangan alias parking brake, jadi satu paket langsung ke posisi "P".
Adapun tuas di sebelah kiri untuk sein seperti mobil Eropa, serta pengaturan wiper. Namun pengoperasian wiper tidak naik-turun karena sudah untuk sein, melainkan pakai tombol kecil lagi.
Neta V Mobil mengusung baterai lithium-ion berkapasitas 40,7 kWh. Akselerasi diklaim bisa melesat dari 0-50 kpj hanya dalam 3,9 detik namun kecepatan maksimalnya dibatasi 120 kpj.
Isi daya pakai colokan AC dengan kekuatan 6,6 kW dari kondisi kosong butuh waktu 8 jam. Pakai colokan DC untuk fast charging 100 kW kondisi dari 30 hingga 80 persen cukup 30 menit.
Rasa berkendara
Saat mobil melaju hal pertama yang dirasakan ialah respons setir. Terasa dari posisi lurus ketika dibelokkan setir seolah kurang responsif karena banyak "jeda" meski tidak sampai mengganggu pengendalian.
Kompas.com menilai meski ada waktu adaptasi meski tidak butuh waktu terlalu lama. Rasa setirnya cukup unik karena setelah "agak kosong", namun saat belok patah responsnya justru lebih natural.
Respon gas yang justru terasa lebih baik, saat pedal ditekan rasanya mirip dengan mobil bensin biasa. Gasnya tidak kosong dan terasa berisi dari awal.
Mengenai performa terasa perbedaan besar antara mode S dengan D biasa. Tarikan mode S lebih "ngejambak" tapi tetap tidak bikin kagok pengemudi, masih terasa lembut buat ukuran tarikan mobil listrik.
Saat melaju di jalan tol Neta V yang Kompas.com bawa bisa tembus 117 Kpj. Keduanya pakai model biasa yaitu D dan S, namun di awal tarikan S lebih responsif.
Soal bantingan suspensi cukup empuk, meski terasa sedikit "mental-mentul" jika melewati jalan yang bergelombang. Bantingan bodi alias body roll cukup terasa ketika belokan landai kondisi lumayan kencang.
Konsumsi baterai
Berbeda dengan mobil bensin yang bisa diukur pakai sistem full to full maka untuk mobil listrik Neta V hanya mengandalkan data yang ditampilkan klaster instrumen.
Kompas.com berkeliling dari Plaza Senayan, Jakarta menuju BSD City di Tangerang. Gaya mengemudi biasa saja melewati jalan raya dan juga jalan tol. Kompas.com juga sempat menggunakan mode "S" yang membuat akselerasi lebih responsif serta rem regeneratif untuk menghemat daya.
Saat pertama jalan kondisi baterai 58 persen, adapun jarak tempuh Jakarta-Tangerang dan berkeliling sedikit menghasilkan jarak tempuh 64,4 Km. Saat di BSD City kondisi baterai tinggal 36 persen atau turun 22 persen dari kondisi awal, dengan estimasi mobil masih bisa melaju 145 Km sebelum baterai habis.
Jika ditelisik, dari hasil tes yang dilakukan Kompas.com, jika jarak tempuh 64,4 Km menghabiskan 22 persen baterai maka saat baterai kondisi penuh tidak sampai 387 Km yaitu hanya sekitar 320 Km.
Namun, 387 Km adalah angka ideal, sedangkan pengujian dilakukan dengan jumlah dua penumpang, yaitu pengemudi dengan bobot 75 Kg dan penumpang berbobot 44 Kg. Kemudian cara mengemudi juga pasti berpengaruh pada pemakaian daya baterai.
Berdasarkan AVG di klaster instrumen rata-rata pemakaian daya baterai saat berkendara ialah 13,1 kwh per 100 Km atau 13.100 watt per 100 Km. Jika dirinci rata-rata pemakaian daya berarti 131 watt per 1 Km.
https://otomotif.kompas.com/read/2023/10/02/090200915/kesimpulan-hasil-tes-mobil-listrik-neta-v