SOLO, KOMPAS.com - Mobil diesel termasuk kendaraan yang mudah dalam perawatannya. Salah satu komponen yang perlu dijaga performanya tetap prima adalah injektor.
Selain biaya perbaikan injektor mahal, ketika performanya sudah menurun akan membuat tenaga mesin menjadi kurang bertenaga. Tentu itu merugikan karena dampaknya bisa sampai ke borosnya konsumsi BBM.
Penggantian filter solar menjadi cara paling efektif untuk menjaga kesehatan injektor pada mesin diesel. Semakin sering dilakukan penggantian filter, maka semakin kecil peluang kotoran masuk ke dalamnya.
Kendati demikian, banyak pengguna mobil diesel yang abai untuk mengganti filter solar. Tidak sedikit penggantian yang dilakukan menunggu bila injektor sudah menyala.
Padahal, ketika indikator filter solar menyala itu menandakan kandungan air di dalam filter sudah tinggi. Sehingga, itu meningkatkan peluang terjadinya kerusakan.
Esa, Pemilik Bengkel Denso Esa Diesel, mengatakan, penggantian filter solar tidak bisa ditawar-tawar, karena sifatnya mutlak.
“Kebanyakan konsumen keliru dalam menentukan waktu yang tepat ganti filter solar, mereka biasanya menunggu indikator filter solar menyala padahal itu kurang tepat karena saat itu kondisinya sudah bisa dikatakan telat,” ucap Esa kepada Kompas.com, Jumat (29/9/2023).
Esa mengatakan ketika indikator filter solar menyala itu artinya kandungan airnya sudah tinggi. Karena letak sensornya berada di filter solar. Sensor tersebut memang didesain khusus untuk mendeteksi kandungan air.
Ketika indikator menyala menurut Esa air sudah menumpuk dan berpeluang masuk ke dalam injektor padahal ini yang perlu dihindari.
“Kandungan air pada filter solar itu akan terkumpul di bawah, lama-lama akan naik karena volumenya bertambah, ketika sudah penuh baru lah indikator filter solar menyala, tapi sebenarnya ini yang perlu dihindari agar air tidak masuk ke injektor,” ucap Esa.
Penggantian filter solar disarankan setiap 5.000 Km, lebih dini dari anjuran pabrikan. Menurut Esa itu adalah langkah paling aman demi menjaga kesehatan injektor.
“Filter solar ada dua, atas dan bawah setiap 70.000 sampai 100.000 Km yang bawah harus diganti, setiap penggantian juga perlu diamati kondisi filter bekasnya, jika kotor sekali maka sebaiknya diambil tindakan untuk kuras tangki,” ucap Esa.
Menurut Esa rata-rata filter solar yang sudah digunakan sampai jarak 5.000 Km sudah kotor sehingga perlu diganti.
Bahkan dengan interval tersebut filter yang sudah kotor parah maka sumber masalahnya harus dihilangkan, termasuk menguras tangki solar.
“Kalau perlu tangki BBM turun, dikuras bersih agar kandungan air di dalam solar hilang agar tidak ada air yang masuk ke ruang bakar, itu bakal merusak injektor,” uap Esa.
Jadi, penggantian filter solar tidak harus menunggu indikator menyala. Penggantian sebaiknya dilakukan tiap 5.000 Km untuk filter solar atas dan yang bawah tiap 70.000- 100.000 Km.
https://otomotif.kompas.com/read/2023/09/30/110200115/kapan-mobil-diesel-dikatakan-telat-ganti-filter-solar-