JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat, saat ini sejumlah wilayah di Indonesia mengalami suhu panas yang cukup tinggi, mencapai 35-37 derajat celcius ketika siang hari.
Seiring dengan hal tersebut, bagi pengendara atau pengguna mobil, menyetel air conditioner (AC) akan menjadi suatu solusi untuk tetap menjaga kenyamanan di kabin. Namun, jika berlebih justru bisa merugikan.
Dihubungi Kompas.com, Dealer Technical Support Dept Head PT Toyota Astra Motor (TAM) Didi Ahadi menyebut bahwa penyetelan AC pada mobil perlu diperhatikan guna mendapatkan suhu ideal di dalam mobil sekaligus tidak terlalu membebankan kinerja mesin.
“Kalau suhu paling dingin namun hembusan blower pelan, membutuhkan waktu yang relatif lebih lama untuk mencapai suhu yang diinginkan,” katanya belum lama ini.
Maka yang terpenting ialah pengaturan suhunya nyaman bagi pengemudi dan juga penumpang di dalam mobil. Sebab ketika suhu AC terus diubah-ubah atau tidak konsisten, mengakibatkan konsumsi BBM bisa lebih boros.
Sementara itu, Technical Leader Auto2000 Agus Mustafa menyarankan, suhu AC paling ideal di mobil ialah berada di kisaran 25 derajat. Tujuannya, supaya kompresor tidak terus-menerus aktif sehingga menambah beban pada mesin.
"Komponen AC itu memiliki dua sensor, yaitu sensor udara luar dan sensor untuk udara di dalam. Kalau kita setting suhu di 18 derajat, begitu tidak dingin sedikit karena udara di luar ruangan sangat panas, komputer (ECU) akan selalu mengaktifkan kompresor," kata Agus.
"Kalau kompresornya aktif terus tanpa putus, otomatis akan menambah beban pada mesin sehingga konsumsi bahan bakarnya semakin tinggi (boros)," lanjut dia.
Apabila temperatur AC diset pada 25 derajat, maka jarak antara suhu luar ruangan rata-rata di Indonesia (30 derajat) dengan suhu yang ingin dicapai di dalam ruangan mobil tidak terlalu jauh.
"Kalau misalkan kita setting di 25 derajat, komputer itu akan membandingkan udara luar dan dalam. Nah, pas ambil sensor di dalam kabin, mendekati 23-24 derajat, kompresornya dimatikan oleh komputer," jelas Agus.
"Begitu kompresor mati, otomatis bebannya enteng sehingga konsumsi BBM di mobil bakal berkurang (lebih hemat)," tambahnya.
Sebaliknya, apabila suhu AC sering diganti secara manual untuk menyesuaikan kenginginan, termasuk mematikan dan menghidupkannya, akan membuat BBM lebih boros karena kerja kompresor lebih keras mengejar temperatur ideal.
https://otomotif.kompas.com/read/2023/09/29/072200515/suhu-panas-melanda-simak-setelan-ac-yang-paling-optimal