Front ride height dilarang sebab para pabrikan menggangap sistem tersebut tidak berguna. Sehingga ke depan rear ride height device yang diunggulkan Ducati juga bisa dihapus jika para pabrikan lain turut beranggapan demikian.
Kini, ada upaya dari Ducati untuk "memperpanjang umur" rear ride height device untuk dipakai di MotoGP.
General Manager Ducati Corse Gigi Dall'Igna mengajukan ide bahwa perangkat pengatur ketinggian tersebut dapat dipakai untuk keperluan menyalip dan memberikan keuntungan buat pebalap.
“Menurut ide saya dan ide Ducati, perangkat ini harus digunakan sebagai semacam 'sistem menyalip', yakni untuk menyalip. Misalnya, Anda dapat mengizinkannya untuk dikonfirmasi sepuluh kali per balapan pada hari Minggu, tidak lebih sering,” kata Dall'Igna kepada Speedweek, dikutip Selasa (29/8/2023).
Belum ada tanggapan dari Dorna Sport dan pabrikan lain termasuk Asosiasi Pabrikan Sepeda Motor Sport (MSMA) yang mengurus kepentingan semua pabrikan yang terlibat di MotoGP mengenai ide ini.
Selama hampir 10 tahun di Ducati, Dall'Igna telah membuat perbedaan dengan ide revolusioner dan inovasi teknis. Mulai dari winglet yang berkembang jadi aerobody hingga "sendok" swing arm.
Namun, ide paling besar dari Dall'Igna ialah ingin membawa mesin hybrid ke MotoGP pada 2027. Ide tersebut pertama kali dikeluarkan pada musim 2022 dan menjadi sorotan dari pabrikan lain.
“Kita harus mencari solusi untuk meningkatkan efisiensi mesin,” kata Dall'Igna pada Agustus 2022.
“Efisiensi adalah salah satu poin penting untuk masa depan. Itu sebabnya saya pikir kita perlu melakukan sesuatu yang berbeda setelah tahun 2026 dibandingkan hanya menggunakan mesin pembakaran konvensional,” ujarnya.
Saat itu promotor MotoGP Dorna Sport dan pabrikan MotoGP lainnya segera menolak konsep hybrid tersebut karena biaya pengembangan dan pengoperasian yang sangat besar.
https://otomotif.kompas.com/read/2023/08/29/114200215/ducati-klaim-rear-ride-height-device-bisa-buat-salip-motor-di-lintasan