JAKARTA, KOMPAS.com - PT Teknologi Karya Digital Nusa Tbk (PT TKDN) beberapa waktu lalu menerapkan sistem pengendalian lalu lintas cerdas berbasis Artificial Intelligent (AI) di Simpang Tugu Wisnu Manahan dan Simpang Sumber Girimulyo Kota Solo, Jawa Tengah.
Sebagai smart city enabler di Indonesia, Intelligent Traffic Control System (ITCS) atau sistem pengendalian lalu lintas cerdas dari PT TKDN diklaim mampu mengurai kemacetan di persimpangan lampu merah.
Hal itu bisa dilakukan karena ITCS telah dilengkapi teknologi AI Digital Twin 3D Generasi ke-5 dan teknologi AI Predictive Modelling.
Kabar terbaru, sistem yang sama juga sedang dalam tahap Verifikasi, Validasi & Evaluasi (VV&E) oleh organisasi Intelligent Transportation System Association of Indonesia (ITS Indonesia).
Hal itu sebagaimana disampaikan oleh David Santoso, Direktur Utama PT TKDN. Dirinya optimis teknologi ITCS bisa lolos tahap VV&E dan bisa segera diimplementasikan ke semua kota besar.
“Kami pun telah melakukan uji coba ITCS ini di kota Solo selama kurang lebih 3 bulan sehingga kami bisa pastikan bahwa teknologi ini dapat menyesuaikan dengan kondisi riil lalu lintas di Indonesia,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Kamis (13/7/2023).
Menyoal kinerja, teknologi ITCS milik PT TKDN mampu mendeteksi penumpukan kendaraan saat terjadi antrian di lampu merah dan menyesuaikan lampu lalu lintas sesuai dengan padatnya arus kendaraan di setiap kaki simpang.
Hal itu memungkinkan macet akibat penumpukan kendaraan di lampu merah selanjutnya dapat dihindari.
Kamera yang berfungsi juga sebagai detektor dipasang pada masing-masing kaki simpang untuk menginformasikan kepada kontroler mengenai kondisi lalu lintas dan menghitung jumlah volume kendaraan (vehicle counting) secara real time.
David menambahkan, ITCS terbaru juga sudah dilengkapi dengan teknologi kamera inframerah (IR Blaster) untuk mendukung kinerjanya.
“Sehingga tetap bisa menjalankan semua fitur tersebut di malam hari dengan tangkapan lalu lintas yang lebih jelas,” ujarnya.
Adapun beberapa fitur dari ITCS yang telah diuji coba dan akan tersertifikasi, yaitu:
1. VIP Green Wave (Emergency Vehicle, VVIP Vehicle, dst)
Deteksi kendaraan yang sudah ditentukan berdasarkan ANPR (Automatic Plate Number Recognition) dan Jenis Kendaraan agar bisa mendapatkan prioritas lampu hijau di 2 simpang yang dilewati secara berurutan.
2. Bus Priority
Fitur ini mendeteksi bus berdasarkan ANPR dan Jenis Kendaraanagar mendapat prioritas lampu hijau serta mampu menghindari kendala jika terdeteksi lebih dari 1 bis yang lewat secara bersamaan karena menggunakan sistem first come first serve.
3. Actuated (Full Reaction)
Memberikan informasi kepada kontroler jika kondisi di simpang terpantau padat atau membutuhkan green time lebih panjang.
4. Self Adaptive
Kamera akan memberi informasi kepada kontroler secara realtime jika simpang memiliki tingkat kepadatan lebih tinggi agar mendapat lampu hijau lebih lama atau mempercepat lampu merah di simpang lainnya.
5. Coordinated Green Wave
Fungsi ini untuk mengkoordinasikan lampu hijau antar simpang sehingga lalu lintas lebih lancar dan menghindari penumpukan kendaraan di simpang selanjutnya.
Sedangkan Teknologi AI Predictive Modelling akan menganalisis pola dalam data historis yang diberikan, dengan mengandalkan algoritma prediktif analitik.
Berdasarkan data model yang dibuat oleh AI ini, maka sistem ITCS akan mampu memprediksi tingkat dari derajat kejenuhan di suatu persimpangan berdasarkan data-data yang telah dikumpulkan secara historis maupun secara aktual.
“Ini berguna sekali untuk regulator setempat agar bisa mengantisipasi dan merencanakan pengambilan tindakan yang tepat ketika adanya anomali lalu lintas di masa depan yang mengakibatkan akan terjadinya penumpukan kendaraan, seperti faktor waktu, cuaca, hari libur, acara khusus, mudik dan lain sebagainya,” ujar David.
Dengan Predictive Modelling yang tepat menggunakan algoritma seperti regresi, neural network, atau metode ensemble, maka model prediksi yang dibuat akan lebih akurat sehingga bisa juga dibuat pola data untuk menghitung load factor dari persimpangan.
Dari pola data tersebut bisa dilihat rasio dari kendaraan, rute, dan faktor lain yang bisa mempengaruhi derajat kejenuhan dari persimpangan tersebut.
“Penerapan sistem ITCS ini akan membuat lampu lalu lintas secara proaktif & otomatis menyesuaikan (adapt) dengan data prediksi yang telah dibuat modelling,” kata David.
https://otomotif.kompas.com/read/2023/07/13/203831915/perusahaan-ini-pasang-pengendali-lalu-lintas-cerdas-di-solo