Bernardi Djumiril, Direktur Utama PT WIKA Industri Manufaktur (WIMA), selaku manufaktur Gesits, mengatakan, ada tiga keuntungan BAMS buat Gesits, yaitu akses, kemudahan SPKLU dan SBPBKLU, serta inovasi-inovasi lain.
"Dampak terhadap kami di Gesits, terus terang kehadiran BAMS ini itu akan memberikan akses penuh kepada masyarakat calon pengguna motor listrik," kata Bernardi yang ditemui di kantor Kemenko Marves, di Jakarta, belum lama ini.
"Kemudian adanya charging station, swap station itu juga memudahkan akselerasi calon pengguna motor Gesits. Dampak dengan adanya BAMS ini ialah inovasi-inovasi yang akan dilakukan tadi, misal kemungkinan Gesits dekopel yaitu produksi motor dipisahkan dengan baterai itu sangat memungkinkan," katanya.
Saat ini Gesits masih mengandalkan sistem cas di rumah belum sistem tukar pakai. Jika ke depan memakai sistem tukar pakai baterai milik IBC, maka Gesits bisa punya dua opsi, yaitu menjual motor dengan baterai dan tanpa baterai.
Bernardi menyebutkan, jika menjual motor tanpa baterai, otomatis harga akan turun drastis. Konsumen nantinya memakai sistem sewa baterai milik IBC, yang secara sederhana seperti membeli tabung gas.
"Sehingga harga dari motor listrik itu bisa turun cukup banyak. Biaya baterai sendiri bisa 35 persen sampai 40 persen. Ya mestinya sih (bisa turun segitu), tapi kita sedang hitung ya," ungkap Bernardi.
Saat ini Gesits punya dua model, model pertama Gesits G1 saat ini dibanderol mulai dari Rp 28.970.000 dan model kedua yaitu Gesits Raya yang dibanderol mulai dari Rp 27.990.000. Kedua harga on the road (OTR) Jakarta.
Jika pakai hitungan kasar biaya baterai motor listrik sekitar Rp 7 juta-Rp 8 juta, maka jika dijual tanpa baterai harga motor listrik Gesits bisa Rp 20 jutaan itu belum dihitung dengan insentif dari pemerintah.
https://otomotif.kompas.com/read/2023/06/14/113200115/gesits-mau-jual-motor-opsi-tanpa-baterai-supaya-murah