JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Perindustrian RI (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita meminta Toyota Indonesia untuk mengembangkan negara tujuan All New Toyota Yaris Cross ke pasar Australia.
Pasalnya, produk crossover tersebut begitu cocok dengan karakteristik pasar Negri Kanguru itu. Apalagi, mobil sudah memiliki varian rendah emisinya yaitu teknologi hybrid.
"Kami mendukung target ekspor Yaris Cross versi bensin dan hybrid untuk di tahun ini sebanyak 23.400 unit atau 60 persen dari total volume produksi ke negara-negara kawasan Amerika Latin dan Asia," kata dia dalam seremoni produksi dan ekspor Yaris Cross di Karawang, Jawa Barat, Selasa (13/6/2023).
"Diharapkan jumlah unit ekspor Yaris Cross akan meningkat dari tahun ke tahun dan yang paling utama adalah berhasil menembus pasar Australia," lanjut Agus.
Mengingat, saat ini Toyota masih menjadi kendaraan dengan market share tertinggi di Australia dengan penjualan pada tahun 2022 sebesar 231.050 unit (21,36 persen).
Toyota Indonesia sendiri, telah berhasil mengirimkan 1.209 unit Fortuner sejak peluncuran ekspor perdana oleh Presiden RI Joko Widodo pada 15 Februari 2022 lalu.
"Maka diharapkan Toyota dapat menyesuaikan jenis kendaraan yang diproduksi di Indonesia untuk dapat diekspor ke pasar Australia," ucap dia.
Sementara itu, Direktur Hubungan Eksternal PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN), Bob Azam mengaku bahwa Yaris Cross bisa cocok dengan karakteristik pasar Australia.
Hanya saja memang untuk masuk ke sana, tidak mudah karena terdapat perbedaan standarisasi produk kendaraan bermotor. Sebagai contoh, Australia sudah terapkan standar Euro 6 sementara Indonesia baru Euro 4.
"Market Australia lebih SUV. Jadi mereka ada dua marketnya, yang urban yang ada di luar Australia dia butuh cc besar, tapi ada juga di perkotaan yang butuh cc kecil," ucap Bob.
"Tetapi dia memang NCAP-nya, standar engine-nya Euro 5 jadi perlu ada penyesuaian-penyesuaian,” katanya.
Tantangan lainnya ada pada trade balance dengan Australia yang sedang berada di tren melemah.
"Ke depan itu akan lebih besar lagi minusnya, karena kan konsumsi kita naik di Indonesia, sedangkan Australia negara maju yang sudah stable jadi memang harus ada breakthrough. Tapi ini domainnya pemerintah, kalau kita swasta ikut saja policy dan insentif yang diberikan pemerintah," tutup Bob.
https://otomotif.kompas.com/read/2023/06/13/192100415/menperin-ingin-toyota-yaris-cross-bisa-tembus-pasar-australia