Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Modus Lama Begal Motor di Depok, Pelaku Pura-pura Bertanya

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengendara sepeda motor rawan menjadi korban kejahatan di jalan raya seperti begal dan jambret. Terutama di jalan yang sepi atau minim penerangan jalan.

Seperti kejadian yang menimpa seorang pria bernama Raditya Cahyo, di wilayah Cinere, Depok, Jawa Barat, Minggu (21/5/2023) malam.

Dalam narasi akun Instagram @depokhariini, Rabu (24/5/2023), dijelaskan kronologi bermula saat Raditya melintasi Jalan Bukit Cinere Raya untuk menuju kediamannya.

Pada saat itu pria 17 tahun tersebut dipepet oleh seorang pelaku yang mengendarai sepeda motor Honda Beat berwarna hitam.

Pria tersebut berpura-pura menanyakan apakah Raditya berkendara bersama seorang teman yang mengendarai motor Yamaha Nmax. Raditya kemudian membantah dan menjawab bahwa dirinya berkendara seorang diri.

Singkat cerita, pelaku pun sempat menjauh dan menghentikan aksinya. Namun tak lama kemudian, pelaku kembali mengejar Raditya. Kali ini pelaku tersebut mengaku sedang mencari orang yang telah menyiram air ke salah satu anggota keluarganya (abangnya).

Pada saat yang sama, dua orang pelaku lainnya yang menggunakan HOnda Scoopy muncul hingga kemudian turut memepet Raditya dan memaksa agar ia berhenti. Mereka mengancam Raditya dengan kata-kata, "Jangan kabur jika ada masalah, berhenti di sini, kami ingin memastikan”.

Namun, tepat di depan perumahan Pondok Labu Garden, salah satu pelaku memerintahkan Raditya untuk turun dan menunggu, dengan alasan bahwa ia akan menjemput abangnya.

Motor Vario 160 Radityo pun diambil oleh pelaku, dan ketiga pelaku langsung menghilang begitu saja.

Training Director Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) Jusri Pulubuhu mengatakan, ketika berkendara perlu mengasah sikap antisipatif supaya punya rencana yang mesti dilakukan jika terjebak situasi berbahaya.

Jika berkendara sendiri dan keadaan malam hari, Jusri mengingatkan pengemudi perlu memperhatikan situasi keliling. Kemudian lebih waspada jika ada motor mendatang dari belakang.

“Perhatikan selalu sekeliling. Kita perhatikan perilaku yang mencurigakan misalnya ada motor yang mengikuti beberapa saat. Pola dari tindakan kriminal pertama mendeteksi dan mengatur strategi, seperti mengikuti, jadi ada indikatornya,” ucap Jusri.

“Kita lihat orang-orang yang mendekati dan bergerak cepat. Biasanya mereka (begal) berjalan dua motor dengan tiga orang, atau dua motor berbonceng. Hal (seperti) itu (perlu) kita perhatikan,” lanjutnya.

Jusri menambahkan, jika memang mencurigai atau motor yang membuntuti di belakang dikhawatirkan begal. Pengendara motor bisa melakukan dengan cara memancing keributan warga sekitar.

“Seperti menabrak pagar rumah atau warung, ini akan membuat kepanikan yang tidak pernah diduga oleh pelaku. Faedah yang lain ialah memancing masyarakat untuk keluar melihat kejadian tersebut,” ucapnya.

Namun tentu saja konsep ideal seperti ini bisa jauh berbeda dengan di lapangan. Untuk itu Jusri mengatakan, jika dalam situasi terdesak jangan melawan apalagi jika begal membawa senjata.

“Tapi dalam tindakan antisipatif jangan melawan. Jangan bertindak untuk melawan, kalau terpaksa, lebih baik kasih motor teriak ‘silahkan ambil motornya’. Nyawa dan keselamatan prioritas utama,” kata dia.

https://otomotif.kompas.com/read/2023/05/25/140100715/modus-lama-begal-motor-di-depok-pelaku-pura-pura-bertanya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke