Dari sumber informasi yang dirilis, bus terperosok dan terjun ke sungai masuk dalam wilayah LMDH Cempaka Wulung, masuk administratif pemerintahan Desa Rembul Kecamatan Bojong Kabupaten Tegal.
"Kronologis kejadian : Pada pagi hari sekira pukul 08.00 wib sewaktu sopir Bus memanasi mesin Bus penumpang pada naik kemudian toba-tiba Bus jalan dan terperosok / terjun kesungai kaliawu, di duga rem Blong kmudian kami petugas lapangan dan bersama- sama dgn masyarakat langsung ke TKP ikut mengevakuasi korban kecelakaan. kemudian dilanjutkan melaporkan ke pimpinan," tulis keterangan, dikutip Minggu (7/5/2023).
Dugaan kasus rem blong pada bus dan truk bukan sekali dua kali terjadi. Beberapa analisa dari KNKT terkait penyebab rem blong kendaraan berat adalah gap celah kampas rem dan tromol yang terlalu besar.
Untuk diketahui, rem pada bus dan truk berbeda dengan mobil kecil. Kebanyakan bus dan truk sudah menggunakan sistem full air brake atau rem angin pada pengeremannya. Sedangkan mobil biasa masih rem minyak atau hidrolik.
Training Director Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) Jusri Pulubuhu menurutkan, bahwa sistem yang berbeda tentu membutuhkan perawatan yang berbeda juga sehingga tidak bisa sembarangan.
“Rem truk dan rem angin membutuhkan pemeriksaan kelaikan sebelum, saat, dan setelah mengemudi,” ucap Jusri kepada Kompas.com, beberapa waktu lalu.
Sebelum mengemudikan bus dan truk dengan rem angin, maka setiap pagi harus memeriksa air brake check. Diperhatikan slack adjuster di chamber untuk memastikan keseimbangan distribusi angin ke masing-masing roda.
Pengemudi harus membuang angin dari air tank sebelum menghidupkan mesin. Ini harus dilakukan setiap hari karena udara yang ada di tangki akan menjadi air di pagi hari.
Jika dibiarkan bisa jadi angin palsu yang membuat kemampuan rem berkurang.
“Kemudian periksa apakah ada kebocoran, lalu nyalakan mesin selama satu menit, seharusnya udara di tangki sudah kembali terisi. Sebelum jalan, periksa dengan menginjak rem, memastikan bekerja atau tidak,” kata dia.
Saat mengemudi, rem kaki pada bus dan truk atau service brake sebaiknya jangan terus digunakan. Manfaatkan rem lain seperti exhaust brake, engine brake dan retarder untuk mengurangi laju kendaraan.
Kemudian, tujuan menggunakan exhaust brake bukan untuk menghentikan kendaraan, tetapi mengurangi lajunya. Sehingga kerja service brake tidak bekerja terlalu berat.
“Karena jika sering digunakan, bisa mengalami panas berlebih dan akan menjadi penurunan performa rem atau brake fading,” tutur Jusri.
Adapun ketika kendaraan selesai bertugas, ada kebiasaan buruk dari pengemudi untuk mendinginkan rem, yaitu disiram dengan air. Padahal ini bisa menyebabkan konstruksi rem akan rusak.
https://otomotif.kompas.com/read/2023/05/07/130647415/kecelakaan-bus-masuk-jurang-di-guci-ini-pentingnya-cek-kondisi-rem