Belum diketahui bus pariwisata berwarna merah tersebut dari PO mana. Namun terlihat dari rekaman video yang diunggah akun Cetul_22, bus terjun ke jurang dan terguling di sungai dekat jembatan menuju Guci.
"Saat berita ditulis, sejumlah warga sedang mengevakuasi penumpang yang berada di dalam bus. Kabid Humas Polda Jateng, Kombes Pol M Iqbal Alqudusy membenarkan kejadian tersebut. Menurutnya, saat ini korban telah dibawa untuk dilakukan pengobatan di Puskesmas terdekat," tulis keterangan video dikutip pada Minggu (7/5/2023).
Belum ada keterangan resmi mengenai kecelakaan tersebut. Saat ini juga belum ada perkembangan mengenai jumlah korban dan penumpang yang berada di dalam bus tersebut.
Melihat rekaman video di mana bus berjalan sampai akhirnya masuk jurang, dugaan awal ialah bus mengalami rem blong.
Bicara rem blog, kasus seperti itu pada bus dan truk sudah menjadi hal yang umum terjadi. Beberapa analisa dari KNKT terkait penyebab rem blong kendaraan berat adalah gap celah kampas rem dan tromol yang terlalu besar.
Kepala Bengkel Astra Isuzu Majapahit Semarang Agus Wibowo menjelaskan, gap ideal antara kampas rem dengan tromol jadi poin pemeriksaan terpenting kelayakan sistem pengereman mobil niaga dan bus.
"Gap antara kampas rem dengan tromol adalah 0,3 mm sampai 0,6mm. Sistem pengereman bus dan truk cenderung sangat panas dan risiko overheat begitu besar, terlebih di medan jalan pegunungan. Jika celah kampas rem terlalu rapat, gaya pengereman jadi memaksa dan tidak maksimal," ucap Agus kepada Kompas.com belum lama ini.
Kampas rem yang kalah, menyebabkan koefisien gaya gesek pengereman turun sampai mendekati nol, fenomena itu yang kemudian menyebabkan brake fading.
Hal yang terjadi adalah rem jadi keras, dan sama sekali tidak bisa menghentikan laju mobil. Perlu diketahui, sistem rem kedua yaitu rem pembantu juga terganggu.
"Seringnya pengemudi merasa rem tidak pakem, langsung mengambil jalan pintas mengocok pedal rem, yang membuat angin di tangki udara tekor, kemudian pedal rem mengeras, terjadilah rem blong," tuturnya.
Dua sistem pengereman pembantu yakni engine brake dan exhausted brake. Begitu pengemudi panik, kedua perangkat tersebut tak bisa berjalan normal sesuai kebutuhan.
"Kerja dari rem pembantu yaitu memperlambat putaran mesin. Banyak pengemudi memilih bertahap mengurangi laju kecepatan dengan cara engine brake. Namun, saat kondisi darurat kemampuan rem sudah berkurang, hal itu sia-sia jika dilakukan," kata dia.
Kedua ada exhaust brake, atau biasa disebut dengan rem angin. Cara kerjanya, ada katup yang menutup lubang knalpot, sehingga tekanan di dalamnya meningkat dan kembali masuk ke ruang bakar mesin.
https://otomotif.kompas.com/read/2023/05/07/115858415/bus-pariwisata-terguling-dan-masuk-jurang-di-objek-wisata-guci