JAKARTA, KOMPAS.com - Belum lama ini beredar video yang berisi curhatan seorang pengendara sepeda motor lantaran merasa ditipu oleh oknum bengkel non-resmi di daerah Sentul, Bogor, Jawa Barat.
Pada video yang sudah ditonton sebanyak hampir 18 juta kali itu, pemilik motor bercerita bahwa awalnya dia hanya berniat mengganti oli motor. Namun, pada akhirnya, terjadi banyak tindakan servis yang dilakukan dan mengakibatkan biaya akhir servis menyentuh angka Rp 2,7 juta.
Anto Hananto, Kepala Bengkel AHASS 88 Cikupa, merasa sangat prihatin dengan situasi tersebut. Dia dan beberapa teknisi AHASS lainnya mengaku sudah mengetahui kondisi dan seluk-beluk kronologi yang terjadi di video tersebut.
“Banyak teman-teman teknisi yang membahas video ini, memang memprihatinkan sekali karena di situasi ini, si konsumen sangat dirugikan,” ujarnya kepada Kompas.com, Senin (1/5/2023).
“Jelas sekali itu enggak jujur karena ada manipulasi servis yang dilakukan secara sepihak. Jelas-jelas konsumen hanya meminta ganti oli, kenapa sampai turun mesin dan bongkar mesin segala?” ujarnya.
Supaya konsumen terhindar dari servis motor tidak bertanggung jawab, Anto membagikan beberapa tips bermanfaat yang mudah diterapkan.
Utamanya, konsumen dianjurkan untuk melakukan servis di bengkel resmi karena bengkel resmi APM memiliki SOP perawatan yang ditetapkan oleh pabrikan. Jadi, potensi manipulasi harga atau malapraktik saat servis sangat minim terjadi.
Namun, jika akses ke bengkel resmi cukup sulit, anjuran lain yang bisa diterapkan konsumen adalah menghubungi call-center bengkel servis resmi atau nomor telepon teknisi resmi terlebih dahulu untuk menyampaikan keluhan.
“Misalnya untuk konsumen Honda, bisa menghubungi call-center AHASS di 1-500-989. Bengkel resmi bisa dihubungi dulu kemudian disampaikan keluhannya, nantinya kami (teknisi) bisa memberikan gambaran awal soal apa masalah yang dialami motor dan berapa perkiraan biaya servisnya,” ucap dia.
Intinya, Anto sangat menyarankan supaya konsumen tidak sepenuhnya "buta" terhadap masalah yang dialami motor. Jika konsumen sudah mendapatkan gambaran awal terkait kerusakan motor, barulah bisa mendatangi bengkel untuk melakukan servis.
Sementara itu, Sumantri Tanuwijaya, pemilik Bengkel Servis Jaya Motors Cikupa, menambahkan, konsumen juga harus berhati-hati saat memilih bengkel servis yang non-resmi.
“Bukannya kita mencurigai semua bengkel non-resmi itu curang dan bakal menipu, tapi memang kehati-hatian itu diperlukan, karena enggak semua montir itu jujur dalam mencari rezeki,” ucap pria yang akrab disapa Koh Jaya itu.
Menurut dia, indikator awal bengkel yang jujur bisa dinilai dari sikap para teknisi yang bertugas. Teknisi yang baik seharusnya bisa bersikap kooperatif dan tidak menutup-nutupi biaya servis.
“Akan jauh lebih baik lagi jika pemilik bengkel-lah yang menjelaskan. Pastikan supaya Anda sebagai konsumen menerima penjelasan lengkap soal apa kerusakan motor, bagaimana penanganannya, dan berapa rincian biayanya mulai awal sampai akhir. Begitulah akad servis yang jelas,” ujarnya.
Koh Jaya juga mengingatkan bahwa konsumen memiliki hak untuk menolak servis jika dirasa biaya terlalu mahal. Pihak bengkel tidak memiliki hak untuk memaksa konsumen dalam melakukan servis.
“Kalau memang mahalnya tidak wajar, ya tolak saja, itu memang hak konsumen kok. Ingat, pastikan persoalan biaya sudah betul-betul jelas di awal sebelum melakukan servis,” ujarnya.
https://otomotif.kompas.com/read/2023/05/02/071200615/video-viral-bengkel-getok-biaya-servis-motor-sampai-rp-27-juta-ini-tips