JAKARTA, KOMPAS.com - Walaupun persiapan matang sudah dilakukan sebelum memulai perjalanan arus balik, kendala-kendala akibat faktor eksternal masih berpotensi terjadi. Misalnya, penumpang atau anak mengalami demam di tengah perjalanan.
Penanganan utama yang tepat tentunya memberikan obat dan cairan yang cukup bagi anak. Akan tetapi ada perdebatan perihal penanganan selanjutnya, yakni mematikan atau menghidupkan AC mobil pada situasi penumpang sakit.
Kartika Istiningtyas, Dokter Spesialis Anak Rumah Sakit Trimedika Ketapang Grobogan menjelaskan, AC mobil sebaiknya tetap dinyalakan jika ada penumpang yang sakit.
“Kita asumsikan sakitnya adalah demam atau mual dan bukan lainnya, suhu sejuk dan stabil di kabin bisa membuat rileks,” ujarnya kepada Kompas.com, Kamis (27/4/2023).
Dia berpendapat, kekeliruan yang sering dilakukan pemudik, khususnya orang tua yang sudah memiliki balita, adalah mematikan AC mobil ketika si anak demam.
“Banyak yang mengira suhu dingin bisa memperparah demam, padahal enggak ada kaitannya. Kalau suhunya sejuk, setidaknya 20 derajat celcius sampai 23 derajat celcius, ini justru membantu menahan dehidrasi,” ujarnya.
Kartika menambahkan, satu kekeliruan yang sering dilakukan pemudik jika ada penumpang yang sakit selain mematikan AC, adalah membuka jendela dan mengandalkan udara luar.
“Situasinya sedang di jalan umum, kita tidak tau apakah udara tersebut dipenuhi partikel kotoran dan semacamnya. Solusi paling tepat adalah tetap menyalakan AC mobil, ini yang benar,” ucap dia.
https://otomotif.kompas.com/read/2023/04/28/171200315/mitos-atau-fakta-ac-mobil-harus-dimatikan-jika-ada-penumpang-sakit