JAKARTA, KOMPAS.com - Beredar video di media sosial yang memperlihatkan seorang perempuan pengendara motor yang terlibat cekcok dengan pengemudi taksi online.
Insiden tersebut diunggah oleh akun Instagram @infodepok_id, Kamis (14/4/2023). Diketahui kejadian bermula saat perempuan berinisial A yang merupakan perekam video, hendak pulang kerja menggunakan sepeda motor dari arah Cinere Gandul menuju Limo Krukut, Depok.
Saat melintas di Jalan Raya Krukut, tiba-tiba mobil yang dikemudikan oleh pria berinisial I berbelok ke kiri tanpa memberikan aba-aba lampu sein. Alhasil, mobil tersebut nyaris menyerempet motor A.
Reflek, A pun langsung mengklakson mobil tersebut. Namun, bukannya meminta maaf, pengemudi mobil itu justru balik klakson hingga turun dari mobil. Tak hanya itu, pengemudi mobil juga melontarkan kata-kata kasar kepada A.
Pengemudi mobil itu pun kemudian diminta meninggalkan TKP oleh warga sekitar. Kemudian warga sekitar yang khawatir dengan keselamatan pengemudi motor itu pun memutuskan untuk mengawal A dari belakang.
Namun tak selesai sampai di situ, mobil yang dikendarai pria berinisial I itu kembali bertemu dengan A, tepatnya di depan Grand Matoa.
Diketahui pengemudi tersebut merupakan sopir taksi online yang sedang membawa penumpang. Pengemudi mobil itu pun langsung dibawa ke Polsek Cinere untuk ditindak lebih lanjut.
Saat dikonfirmasi, Kanit Laka Lantas Polres Metro Depok AKP Murtoni membenarkan kejadian tersebut. Menurutnya, kejadian tersebut sudah diselesaikan secara kekeluargaan.
“Waktu itu anggota kita sudah cek TKP, awalnya laporan laka, begitu diusut ternyata ada unsur kesengajaan. Penyebabnya awalnya kami dalam lidik pada saat itu, tapi karena mereka ada iktikad baik dari (keduanya) kami langsung selesaikan. Sudah dibuat pernyataan dan sudah selesai, tidak ada menuntut di ranah hukum,” ucap Murtoni, saat dihubungi Kompas.com, Jumat (14/4/2023).
Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI) Sony Susmana mengatakan, setiap langkah dalam berkendara pasti ada yang harus dipertanggung jawabkan.
“Saat mengemudi mengemudi dengan emosi maka akan ada akibatnya, ditambah dengan skill yang terbatas akan menimbulkan korban yang bisa cedera atau hilang nyawa. Mereka tidak bisa milih-milih,” kata Sony.
Sony menambahkan, pengendara sebaiknya menghindari situasi yang dapat menimbulkan emosi di jalan raya. Mengemudikan kendaraan tidak hanya sehat secara fisik, tapi juga mental karena menghadapi lingkungan, provokasi, dan gangguan yang datang dari luar kendaraan.
“Emosi adalah hal yang wajar pada manusia. Namun, bedanya ada pada hasil emosi yang dihasilkan. Harus terkontrol dan sesuai aturan. Pertimbangkan bila melakukan tindakan agresif, apa akibatnya bila berurusan dengan hukum,” kata dia.
Kemudian sikap lainnya adalah menghargai pengguna jalan lain, siapa saja, termasuk petugas di jalan raya atau bahkan dengan orang yang dianggap mengemudikan kendaraan secara agresif.
“Berkendara secara defensif. Seperti sejak awal tidak melanggar peraturan lalu lintas, mau mengalah dengan pengguna jalan lainnya. Jika bertemu dengan pengendara yang sedang agresif, berpikir positif saja, mungkin dia sedang buru-buru ada urusan penting yang tidak bisa dikompromikan. Segera beri jalan, atau menjauh,” ucap Sony.
Menurut Sony, tidak ada untungnya bila emosi dibiarkan meluap. Banyak konsekuensi yang akan dihadapi baik secara hukum maupun sosial.
“Terakhir, untuk menghindari terjadi masalah, rencanakan perjalanan dengan matang. Pikirkan rute yang dilewati, kondisi jalan, lalu lintas. Ini bisa mengurangi kena masalah di jalan,” katanya.
https://otomotif.kompas.com/read/2023/04/14/124032615/cerita-wanita-pengendara-motor-cekcok-dengan-taksi-online-hingga-dibuntuti