Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Saat Darurat, Cairan Radiator Mobil Boleh Diisi Air Biasa?

TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Perjalanan mudik akan menjadi momen spesial bagi siapa saja yang melakukannya. Termasuk bagi pengendara mobil pribadi, yang secara mental akan lebih banyak membutuhkan persiapan mental.

Terlebih lagi bagi pengguna mobil yang belum terbiasa perjalanan jauh menggunakan mobil sendiri. Perlu adanya persiapan yang matang, hingga pengetahuan yang luas agar ketika terjadi kendala di jalan tidak panik dan bisa menyelesaikan masalah dengan baik.

Seperti contoh terjadi pengurangan volume air radiator di tangki reservoir. Bila pengurangan ini terjadi sesekali saja, maka tidak masalah. Pengguna cukup menambahkan saja dengan air. Namun, kadang karena keterbatasan di jalan tidak ditemukan toko yang menyediakan coolant.

Foreman Nissan Bintaro Ibrohim mengatakan, penambahan air radiator dalam kondisi darurat tidak harus menggunakan coolant, tapi bisa pakai berbagai jenis air.

“Kalau ada kan sebaiknya coolant yang satu merek, jadi menyediakan di bagasi, sehingga bila air radiator kurang bisa tinggal ditambahkan lewat tangki reservoir, tapi kalau terpaksa tidak ada coolant, bisa pakai air biasa,” ucap Ibrohim kepada Kompas.com, Selasa (11/4/2023).

Dia mengatakan air radiator yang kurang sedikit di tangki cadangan setelah perjalanan jauh, wajar terjadi karena proses penguapan.

“Bisa langsung ditambah dengan air murni jika ada, air aki tutup botol biru, atau air sulingan atau air AC, air ini termasuk yang tidak mengandung mineral sehingga biasa digunakan untuk campuran coolant,” ucap Ibrohim.

Selain itu, untuk mobil-mobil yang masih menggunakan blok mesin dari bahan besi, bisa menggunakan air apa saja termasuk air sungai.

“Mesin-mesin yang masih pakai blok dari bahan besi lebih bisa mentoleransi cairan pendingin mesin, bisa pakai air sungai, air mineral, air sumur, air kran dan lainnya, tapi kalau mesin yang sudah terbuat dari bahan aluminium jangan,” ucap Ibrohim.

Menurut Ibrohim, mesin yang sudah berbahan aluminium memiliki water jacket yang lebih sempit karena perpindahan panasnya lebih cepat.

“Karena perpindahan panasnya lebih cepat, hindari air radiator yang tidak bagus seperti air mineral atau air yang mengandung banyak penghambat penyerapan panas, ada oksigen, debu dan benda padat terlarut lainnya itu akan membuat kerja radiator lebih berat,” ucap Ibrohim.

Dia mengatakan panas di blok mesin dari bahan aluminium yang seharusnya bisa terlepas dengan cepat, ini tidak terjadi karena beberapa ruang air terisi oleh mineral atau oksigen. Maka daya serap panasnya akan berkurang sehingga mesin lebih cepat panas.

Sedangkan mobil-mobil modern, sebagian besar sudah menggunakan blok mesin berbahan campuran aluminium, jadi sebaiknya menghindari air mineral sebagai air radiator.

“Pilih air yang paling kecil nilai zat padat terlarut (TDS)-nya, dan paling kecil nilai oksigennya, bisa pakai air minum kemasan kalau air demineral tidak ada, dan hindari air sungai untuk mobil modern,” ucap Ibrohim.

Urutan cairan yang paling baik untuk air pendingin mesin;

  1. Coolant
  2. Air demineral / air aki tutup botol biru
  3. Air AC
  4. Air RO
  5. Air minum kemasan / air mineral
  6. Air sumur / Air keran

https://otomotif.kompas.com/read/2023/04/11/181200315/saat-darurat-cairan-radiator-mobil-boleh-diisi-air-biasa-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke