JAKARTA, KOMPAS.com - PT Astra Daihatsu Motor (ADM) mengklaim masih melakukan studi soal SUV elektrifikasinya untuk pasar Indonesia, yakni Rocky Hybrid.
Marketing Director dan Director Corporate Planning & Communication Astra Daihatsu Motor (ADM) Sri Agung Handayani mengatakan, studi masih terus dilakukan sampai saat ini.
"Untuk riset masih terus berlanjut. Kapannya, ditunggu saja," kata Agung kepada beberapa media beberapa waktu lalu di Jakarta.
Saat ditanya riset apa saja yang sedang dilakukan Daihatsu terkait pertimbangan meluncurkan Rocky Hybrid untuk pasar Indonesia, Agung menjelaskan, ada beberapa faktor dan paling utama terkait masalah teknologi.
Faktor kedua adalah masalah efesiensi, dan yang terakhir soal karakteristik konsumen pembelinya nanti.
Menurut Agung, bila diluncurkan besar kemungkinan calon pembeli Rocky Hybrid bukan konsumen pemilik pertama alias first buyer.
"Konsumen yang hybrid itu rata-rata bukan first buyer, tapi mereka-mereka yang sudah aware terhadap emisi dan lingkungan. Lebih pada prilaku ramah lingkungan," kata Agung.
Sayang, meski sudah sempat dipamerkan dalam ajang pameran otomotif tahun lalu, bahkan bocor ketika melakukan pengujian di Indonesia, sampai saat ini belum ada gelagat dari Daihatsu meluncurkan Rocky hybrid.
Melihat dari spesifikasi yang ditampilkan, Rocky Hybrid hadir dengan mesin 1.198 cc tiga silinder. Mesin ini serupa dengan yang digunakan varian 1.200 cc konvensional di Tanah Air, tapi telah dikembangkan dengan kode WA-VEX.
Dapu pacunya mampu menghasilkan tenaga sebesar 82 tk pada 5.600 rpm dan torsi 105 Nm pada 3.200-5.200 rpm. Mesin tersebut juga berguna sebagai generator motor listrik AC Synchronous untuk menggerakkan roda Rocky Hybrid.
Berdasarkan data, motor listrik E1A yang digunakan mampu menghasilkan daya 78 Kw, atau setara 106 tk pada 4.372-6.329 rpm dan torsi 170 Nm dari 0-4.372 rpm. Bila digabung, tentu tenaganya lebih besar dari versi konvensional.
https://otomotif.kompas.com/read/2023/04/10/103100915/jawaban-daihatsu-soal-kepastian-rocky-hybrid-di-indonesia