JAKARTA, KOMPAS.com - Sabuk pengaman merupakan fitur penting di mobil. Sabuk keselamatan atau safety belt dapat mengurangi resiko cedera serius yang dialami pengemudi dan penumpang jika terjadi kecelakaan.
Namun, pertanyaannya ialah seberapa efektif sabuk pengaman tersebut dapat menyelamatkan nyawa saat terjadi kecelakaan?
Sayangnya, menurut Adrianto Sugiarto Wiyono, ASEAN NCAP Technical Committee, sampai saat ini data yang ada masih mengacu pada penelitian luar negeri. Belum ada data yang murni penelitian di Indonesia sesuai karakteristik lokal.
"Sampai saat ini belum ditemukan data di Indonesia, bahkan dalam situs web Korlantas pun tidak menyebutkan hal ini," ujar Rian saat dihubungi Kompas.com, Rabu (22/3/2023).
"Dalam buku statistik transportasi Indonesia pun tidak ada info tentang kepatuhan dari penggunaan safety belt dan sebagainya," ujar Rian yang juga merupakan dosen di Politeknik APP.
Rian mengatakan, sejauh ini data mengenai seberapa efektif sabuk pengaman masih mengacu pada data yang diterbitkan National Highway Traffic Safety Administration (NHTSA) atau departemen transportasi Amerika Serikat.
"Sejauh ini banyak riset yang mengacu kepada informasi dari NTHSA bahwa sampai dengan 2020, dari seluruh korban meninggal dunia karena kecelakaan, sekitar 51 persen tidak menggunakan safety belt dan sekitar 49 persen menggunakan safety belt," kata dia.
"Sementara itu dari seluruh korban yang selamat, sekitar 84 persen menggunakan safety belt dan sekitar 16 persen tidak menggunakan safety belt," kata Rian.
"Melihat data ini, mohon koreksi jika salah, bahwa hidup dan mati peluangnya seimbang, sedangkan menggunakan safety belt memiliki peluang selamat lebih besar. Ini adalah data dari Amerika," ujar Rian.
Selain itu, bila diamati setiap sabuk pengaman yang ada pada mobil standar bawaan pabrik memiliki bentuk yang serupa, yaitu berupa tali yang melingkari bagian bahu dan pinggang.
Rian mengatakan sebetulnya ada banyak bentuk sabuk pengaman di mobil namun mayoritas yang dipakai yaitu melingkari bahu dan pinggang atau disebut model 3 poin atau tiga titik.
"Seat belt ada banyak versi, dari yang 2 poin, 3 poin, 5 poin dan 8 poin kalau tidak salah ingat. Semakin tinggi titiknya semakin rumit pemasangannya, meskipun sebenarnya semakin berkeselamatan," kata Rian.
Adapun mayoritas mobil standar menggunakan model 3 poin, kata Rian, sebab relatif mudah baik saat memasang maupun melepas.
"Dalam kondisi tertentu misal terjepit ketika tabrakan (seat belt yang titiknya banyak) sulit juga melepasnya. Sehingga lebih banyak digunakan dan mudah untuk dikenakan oleh penumpang maupun pengemudi adalah yang 3 poin," kata Rian.
https://otomotif.kompas.com/read/2023/03/23/072200515/efektivitas-sabuk-keselamatan-mobil-masih-pakai-data-amerika