Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Boleh atau Tidak Ganti Oli Mesin dengan Spesifikasi Berbeda?

TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Setiap mobil memiliki spesifikasi oli mesin yang berbeda. Hal itu tertuang dalam buku servis, khususnya di bagian riwayat terkait material yang diberikan secara gratis.

Salah satu spesifikasi yang tercantum adalah kekentalan pelumas, dari SAE 0W-20, 5W-30, 10W-40, dan seterusnya dengan merek yang sudah ditentukan.

Tak hanya SAE, ada juga spesifikasi oli mesin lainnya, yakni API Service ada SN, SL, dan sebagainya.

Lantas apakah itu menjadi standar spesifikasi oli mesin yang digunakan, sehingga pergantiannya tidak boleh berbeda?

Foreman Nissan Bintaro Ibrohim mengatakan, spesifikasi oli mesin untuk mobil boleh berbeda dari biasanya atau yang pertama digunakan, ada aturannya di buku pedoman kepemilikan pada masing-masing merek.

“Pabrikan pasti merekomendasikan oli terbaik untuk setiap mobil yang digunakan, terutama terkait kualitas, keaslian, dan kekentalan oli, namun yang jadi masalah sekarang ini masyarakat bingung memilih oli mesin,” ucap Ibrohim kepada Kompas.com, Selasa (21/3/2023).

Ibrohim mengatakan, sudah menjadi hal yang wajar pabrikan merekomendasikan oli yang mereknya sama, misal Nissan pasti disarankan pakai Nissan Genuine Oil, tapi bila ganti juga tidak masalah.

“Ganti merek oli tentu saja boleh, asal spesifikasi sesuai, kesesuaian ini yang kerap dijadikan perdebatan lantaran banyak kasus oli mesin mengalami penggumpalan, cepat habis, dan lainnya,” ucap Ibrohim.

Menurutnya, ada patokan bila oli mesin mau diganti spesifikasinya, yang utama adalah terkait kualitas oli atau API Service.

API Grade ini menentukan kualitas suatu oli, ada SL, SM dan SN, ada juga ILSAC ada GF-3, GF-4, dan GF-5. Menurut Ibrohim, pengguna mobil bisa memilih sesuai yang tertera di buku pedoman kepemilikan kendaraan dan tidak terpatok pada satu oli yang pertama kali dapat dari diler.

Selanjutnya Ibrohim juga menyinggung tentang kekentalan oli mesin yang sebenarnya di Indonesia tidak harus begitu khawatir dengan hal ini.

“Di dalam buku panduan pasti juga direkomendasikan satu oli dengan SAE tertentu, misal SAE 10W-30, namun juga dibolehkan menggunakan oli dengan SAE lain asalkan oli masih masuk dengan rentang suhu lingkungan,” ucap Ibrohim.

Sehingga, jika masyarakat di Indonesia mau menggunakan oli dengan SAE mulai dari 0W-16 sampai 20W-50 masih bisa dan diperbolehkan.

“Yang jadi masalah kan sebenarnya ketika di musim dingin, suhu sampai -20 C dan lebih dingin lagi, sehingga disarankan lah oli tertentu, jika tidak kan tidak menjadi masalah,” katanya.

Hanya saja, penggunaan oli kental dan encer ada perbedaannya dalam segi performa. Jadi pengguna mobil tetap harus menyesuaikan dengan kondisi mesin.

Secara umum, oli encer akan membuat mesin menjadi responsif, tapi efeknya suara mesin bisa menjadi agak kasar. Sedangkan oli yang kental akan membuat suara mesin halus, tapi dampaknya bisa saja tarikan mesin menjadi agak berat.

Tak hanya itu, pergantian oli mesin dengan kekentalan berbeda alangkah baiknya dilakukan secara bertahap, jangan dari yang paling encer menjadi paling kental dan sebaliknya.

Pergantian oli mesin dengan kekentalan berbeda dari biasanya tidak akan menjadi masalah karena di Indonesia tidak mengalami musim dingin. Sedangkan kualitas bisa menyesuaikan dengan intervalnya, semakin rendah API grade-nya sebaiknya dilakukan pergantian lebih dini.

Technical Specialist PT Pertamina Lubricants (PTPL) Brahma Putra Mahayana mengatakan, pada beberapa buku manual kepemilikan kendaraan biasanya spesifikasi oli yang diberikan adalah berupa rentang, bukan satu jenis spesifikasi oli.

“Spesifikasi oli, khususnya SAE pada mobil-mobil saat ini tercantum patokannya di buku manual, ada rentang kekentalan oli yang diperbolehkan berdasarkan dengan suhu lingkungan,” ucap Brahma kepada Kompas.com, Rabu (22/3/2023).

Meski demikian ada beberapa pabrikan mobil yang memberikan satu spesifikasi khusus, seperti pada mobil-mobil zaman dulu.

“Sehingga sebaiknya pengguna mobil melihat patokannya di buku panduan, apakah hanya ada satu spesifikasi oli atau bisa beragam seperti sebagian besar mobil-mobil saat ini,” ucap Brahma.

Menyikapi banyaknya jenis oli yang diperbolehkan ini, perlu dipahami cara membaca tabel rentah suhu berdasarkan SAE oli.

“Katakanlah di Indonesia, suhu 30 derajat celcius ini oli yang bisa digunakan 5W-30, 10W-30, 15W-40, hingga 20W-50 misal, lalu mana yang sebaiknya kita pilih, gitu ya kan," katanya.

Menurut Brahma, tren oli untuk saat ini membutuhkan pelumas yang makin encer ke depannya karena ada beberapa pertimbangan.

“Diharapkan dengan viskositas yang lebih encer memberikan kelebihan pada penghematan bahan bakar, sehingga pengguna mobil bisa memilih oli yang paling encer, tapi buku manual juga terkadang memberikan pertimbangan lain,” ucap Brahma.

Untuk kendaraan yang penggunaannya ekstrim seperti offroad, stop and go dalam waktu yang lama, sering macet dan lain sebagainya bisa saja pabrikan merekomendasikan kebijakan lain.

Pertimbangan lainnya adalah umur mobil, karena semakin tua mobil semakin ada peluang mobil pernah mengalami ubahan spesifikasi seperti overhaul dan sebagainya.

“Mobil yang sudah lama bertahun-tahun, jarak tempuhnya juga tinggi, atau mungkin pernah mengalami overhaul, mungkin saja pertimbangan SAE yang lebih kental diperlukan, misal awalnya 5W-30 maka bisa ganti ke 10W-30 dan seterusnya,” ucap Brahma.

Jadi, boleh atau tidaknya mengubah spesifikasi oli mesin tergantung dari buku panduan kepemilikan. Jika yang diberikan adalah rentang tertentu, maka aturan spesifikasi oli memang tidak terpaku pada satu jenis spesifikasi oli saja.

https://otomotif.kompas.com/read/2023/03/22/192200415/boleh-atau-tidak-ganti-oli-mesin-dengan-spesifikasi-berbeda-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke