Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Mengantuk Jadi Penyebab Kecelakaan dan Berujung Fatalitas

JAKARTA, KOMPAS.com - Banyak kecelakaan lalu lintas yang terjadi akibat pengemudi mengantuk atau kehilangan konsentrasi saat berkendara, khususnya saat perjalanan jarak jauh yang melalui jalan stagnan seperti jalan tol.

Tak jarang juga kecelakaan tersebut berujung fatalitas hingga menghilangkan banyak nyawa.

Seperti contoh kecelakaan fatal yang baru-baru ini terjadi melibatkan atlet bulu tangkis Indonesia, Syabda Perkasa Belawa.

Diduga insiden tersebut terjadi karena sopir mengantuk hingga menabrak bagian belakang truk. Akibat kecelakaan ini Syabda dan ibunya meninggal dunia.

“Sesampainya di lokasi kejadian, diduga pengendara dalam kondisi mengantuk,” ucap Kasat Lantas Polres Pemalang, AKP Achmad Riedwan Prevoosy, dikutip dari Kompas.com, Senin (20/3/2023).

Mengantuk saat berkendara di jalan tol adalah satu hal yang sering terjadi dan sangat berbahaya. Senior Investigator Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Ahmad Wildan mengatakan, pengemudi sebaiknya tidak mengambil risiko dengan tetap mengemudi dalam keadaan mengantuk.

“Kalau dari karakteristik manusia ada yang disebut sirkadian ritme, di mana kewaspadaan manusia paling rendah adalah pada jam 11 malam sampai jam 4 pagi. Itu adalah waktu berisiko tinggi untuk mengemudi, di mana seseorang bisa terpapar microsleep,” ucap Wildan saat dihubungi Kompas.com, Senin (21/3/2023).

Menurut Wildan, hal tersebut sangat berbahaya, sebab jika di generalisasi, faktor lelah sangat dominan terhadap penyebab kecelakaan.

“Kecepatan tinggi, gap kecepatan tinggi, kewaspadaan menurun karena lelah dari level menurunkan reaksi sampai ke microsleep. Microsleep ini sering terjadi kepada pengemudi yang berkendara melampaui waktu yang diperbolehkan,” ucap Wildan.

Untuk itu Wildan mengimbau pengendara tidak melewati batas aturan maksimal berkendara yang sudah ditetapkan. Selain itu, ia juga meminta pengemudi segera beristirahat di rest area jika sudah merasa lelah.

“Aturan maksimal berkendara itu adalah 4 jam, namun jangan terpaku pada itu. Karena 4 jam adalah batasan maksimal. Jika sudah merasa lelah dan mengantuk segera menepi dan cari rest area,” kata Wildan.

https://otomotif.kompas.com/read/2023/03/21/170100815/mengantuk-jadi-penyebab-kecelakaan-dan-berujung-fatalitas

Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke