JAKARTA, KOMPAS.com – Pemerintah tengah gencar mendorong program konversi motor berbasis bahan bakar minyak (BBM) ke motor listrik. Hal ini sebagai upaya untuk menekan emisi dan mengurangi konsumsi BBM.
Dibandingkan membeli motor listrik baru yang dibuat industri, motor listrik hasil konversi menawarkan sejumlah keunggulan.
Peter Kho, pendiri komunitas sepeda motor listrik Kosmik, yang juga menjabat Humas Aismoli, mengatakan, motor listrik hasil konversi bisa dibuat sesuai kebutuhan.
“Memang kalau konversi harusnya gitu. Bedanya kita beli jadi, sama konversi kan kita bisa custom. Itu keunggulannya,” ujar Peter di IIMS 2023 (23/2/2023).
Kemudian, motor hasil konversi bisa dibuat dari motor yang sudah kita punya. Alhasil biaya pembelian awal bisa ditekan.
“Terus kalau konversi itu misal kita punya motor vintage kesayangan, itu kan enggak bisa dibeli di indutri. Kayak Vespa, motor Honda lawas, itu pasti ada pasarnya yang enggak bisa dipenuhi industri,” ucap Peter.
Namun demikian, mengkonversi motor bensin jadi motor listrik harus dilakukan di bengkel yang sudah tersertifikasi agar hasilnya maksimal.
“Soalnya gini, konversi motor listrik kan ada baterai. Kalau baterai bukan dari bengkel bersertifikat itu rentan meledak,” ucap Peter.
“Kalau bersertifikat, si bengkelnya harus tanggung jawab sama Kemenhub. Jadi itu sebagai wujud tanggung jawab Kosmik terhadap masyarakat. Kita controlling-nya dari pemerintah,” kata dia.
https://otomotif.kompas.com/read/2023/02/25/170200315/ini-untungnya-konversi-motor-bensin-ke-motor-listrik