JAKARTA, KOMPAS.com - Trabasan atau bertualang dengan motor trail melintasi rintangan yang ekstrem di hutam memang jadi hobi yang menyenangkan. Selain bisa jadi olahraga, mata juga dimanjakan dengan pemandangan yang indah.
Biasanya kendaraan yang digunakan untuk trabasan adalah motor trail. Kalau mencari motor trail di Indonesia, ada banyak variannya, dari mesin kecil sampai merek premium Eropa juga tersedia.
Mengingat trabasan adalah hobi, biasanya para pemilik trail mengkhususkan motornya untuk di off-road bukan jalan raya. Jadi, berstatus motor bodong istilah kalau surat-surat seperti STNK tidak diurus, selain itu juga tidak pakai lampu sein dan spion.
Pada pameran IIMS 2023 di JIExpo, Kemayoran, Jakarta Pusat, ada booth motor yang menjual motor trail. Memang, beberapa APM ada yang menawarkan motornya off the road.
Misal Kawasaki yang punya lini produk lengkap motor trail dari 150cc seperti KLX sampai kelas kompetisi seperti KX series. Untuk KX series, memang tidak ada surat-suratnya, jadi cuma dapat faktur saja.
"KLX bisa juga, berarti off the road. Harga berbeda, kalau on the road kan ini Rp 39,5 juta (KLX 150 SE). Paling (harga) off the road dipotong sama biaya macam-macam," ucap tenaga penjual Kawasaki di IIMS 2023 kepada Kompas.com, Selasa (21/2/2023).
Menurutnya, cukup banyak konsumen yang membeli KLX dengan harga off the road. Cuma bisa menjadi hal yang merepotkan ketika motor tadi mau dijual kembali, mengingat surat-surat tentu sebaiknya lengkap dan harus diurus mandiri ke diler.
"Pernah ada yang setahun sampai dua tahun baru diaktifkan, berapa gitu biayanya," ucap tenaga penjual tersebut.
Sedangkan Honda, yang punya lini produk CRF150L dan yang paling baru CRF250L tidak bisa menjual secara off the road kalau pembelinya pribadi. Jadi peminat motor trail dari Honda tersebut harus beli secara on the road atau dengan surat-surat.
"Ada (CRF) yang SE tapi kita enggak masukin. Kalau buat hadiah kan biasanya off the road, kalau pribadi enggak bisa off the road, tapi harus ada surat pengantar (untuk hadiah)," kata tenaga penjual Honda di IIMS.
Lalu untuk merek motor premium dari Eropa seperti KTM malahan menjual motornya secara off the road. Misalnya seperti KTM 250 EXC Sixdays yang dipamerkan di IIMS 2023, dibanderol Rp 195,8 juta off the road.
"Kemarin teman ada yang bikin surat-surat, itu kalau enggak salah sampai Rp 15 juta. Ada nanti dapat boksnya, isi sein dan spion, bisa dipasangin," ucap tenaga penjual KTM.
Ketika membeli, cuma dapat faktur saja kalau status off the road. Tapi, kalau mau buat STNK, diklaim bisa dibantu. Tenaga penjual tadi pun bilang, kalau misal memang dipakai untuk trabasan saja, mending tidak usah dibuat STNK-nya.
"Dipakai di hutan mah enggak usah di-STNK-in. Semua anak-anak rata-rata enggak ada STNK, digendong ke tempat trabasan," ucap tenaga penjual KTM tadi.
Menurutnya, sekalipun harus dikendarai di jalanan saat mau trabasan, tidak perlu khawatir. Saat pengendara tadi pakai baju trail yang memang siap untuk trabasan, Polisi tidak menggubris.
"Kalau misalnya di jalan raya terus pakai baju trail, biasanya Polisi ngelihat buang muka, dia udah tau anak trabas ga ada yang macem-macem," kata tenaga penjual KTM.
Bahkan diceritakan ada pemilik motor trabasan yang dipermasalahkan tentang motor yang sedang digendong menuju arena off-road. Petugas menanyakan kejelasan soal surat-surat dari motor yang dibawa.
"Anak trail kan banyak yang Polisi juga, jadi bantu dijelaskan, motor itu tidak ada surat-surat, dia build up, bukan untuk jalan raya dan buat alat olahraga," kata tenaga penjual KTM tersebut.
https://otomotif.kompas.com/read/2023/02/22/094200215/fenomena-trabasan-pakai-motor-bodong-bukan-untuk-jalan-raya