JAKARTA, KOMPAS.com - Produsen motor listrik ECGO EV Moto belum berencana untuk melebarkan sayap bisnis kendaaannya ke pasar luar negeri atau ekspor dalam waktu dekat.
COO dan Co-Founder ECGO EV Moto Gary Prawira mengatakan, hal tersebut karena masih banyak persiapan yang harus dilakukan lebih dahulu seperti kondisi manufaktur guna meningkatkan produksi.
"Belum, kita fokusnya untuk pasar Indonesia dahulu, jadi belum kita ekspor," katanya saat ditemui di Jakarta, Jumat (3/2/2023) kemarin.
Langkah kongkret yang hendak dilakukan perseroan pada tahun ini, pertama, ungkap Gary, ialah meningkatkan konten lokal atau Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) menjadi 60 persen.
Sehingga apabila insentif pembelian kendaraan listrik dari pemerintah untuk tahun ini diterapkan, ECGO bisa mendapatkannya.
"Mungkin dalam 1-2 minggu ke depan kita akan buat frame-nya, paintingnya, di sini. Dan juga spare part seperti ban yang akan menggunakan ban lokal," ucap dia.
"Motor dan controller sementara tetap masih di China. RnD (Riset and Development)-nya juga sementara berkerja sama dengan China, kita kirim orang dari sini," lanjut Gary.
Kemudian, perseroan juga akan meningkatkan kapasitas produksi. Diketahui, saat ini motor listrik ECGO dibuat di wilayah Tangerang dengan kapasitas per-bulannya 100 unit sampai 150 unit.
"Kita masih home industry, makanya kita sedang mencari tempat yang lebih besar supaya increase production-nya," kata dia lagi.
ECGO sendiri memiliki beberapa produk sepeda dan motor listrik yang dijual untuk pasar Indonesia. Untuk roda dua, ada ECGO 5 yang dipasarkan dengan harga Rp 9,1 juta dan ECGO 3 Rp 12,7 juta.
Harga sudah diberikan diskon khusus senilai Rp 7 juta tahun ini untuk 10.000 pembeli pertama, yang dimulai pada 4 Februari 2023.
https://otomotif.kompas.com/read/2023/02/05/102100315/ecgo-belum-mau-ekspor-motor-listrik-ini-alasannya