BANDUNG, KOMPAS.com – Indonesia tengah menyongsong era elektrifikasi dalam industri otomotif nasional. Kondisi ini menjadi tantangan tersendiri bagi pabrikan otomotif untuk dapat berkontribusi dan mempertahankan posisi sebagai basis produksi dan ekspor global.
Direktur Hubungan Eksternal PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) Bob Azam, mengatakan, kesiapan sumber daya manusia (SDM) jadi faktor penentu keberhasilan pada era elektrifikasi.
“Jadi banyak yang bilang, kalau elektrifikasi, kita kan punya nikel. Sebenarnya SDM nomor satu. Punya natural resources, tapi enggak punya SDM-nya, ini jadi tidak mungkin. SDM-nya ini dari hulu sampai hilir,” ujar Bob kepada wartawan, Kamis (1/12/2022).
“Mulai dari baterai di hulu, sampai after market di hilir. Misal baterai rusak, gimana service-nya, salesman juga kan harus di-training, belum engineers, insurances, semua juga berubah,” kata dia.
Menurutnya, kehadiran beragam teknologi kendaraan elektrifikasi rendah emisi yang lengkap, melalui pendekatan strategi multi-pathway menjadi kunci keberhasilan Indonesia pada masa elektrifikasi.
Bob juga menambahkan, transisi kendaraan elektrifikasi yang tidak tertata akan melemahkan posisi Indonesia sebagai basis global industri otomotif.
“Bagaimana menyiapkan orang-orang. Belum recycle baterainya. Kan banyak yang nanya, baterainya kalau enggak terpakai gimana? Di negara lain, baterai yang udah 10 tahun itu direkondisi lagi dan dijual dengan harga sepertiga dengan garansi dan sebagainya,” ucap Bob.
“Sehingga terciptalah yang namanya second line komponen. Sehingga konsumen itu ada peace of mind, enggak khawatir beli mobil listrik, karena ada baterai seken juga. Di negara lain sudah sampai situ, di kita belum,” tutur dia.
https://otomotif.kompas.com/read/2022/12/01/165753415/toyota-sebut-banyak-tantangan-bila-masuk-ke-era-kendaraan-listrik