JAKARTA, KOMPAS.com - Toyota Kijang memiliki sejarah yang cukup panjang di Indonesia. Diperkenalkan pertama kali pada tahun 1977, Toyota Kijang meluncurkan generasi pertamanya yakni KF10 atau yang sering disebut dengan Kijang Buaya.
Memiliki sejarah yang panjang, tentu beberapa orang memiliki kenangan manis bersama Toyota Kijang. Bahkan ada yang berani membeli mobil lawasnya hanya untuk sekadar bernostalgia.
Seperti contoh yang dilakukan oleh pria bernama Ilham Nuzulio Satriawan. Pria yang akrab disapa Nuzulio ini mengaku sengaja membeli Kijang Buaya lansiran tahun 1980 atas permintaan sang ayah.
“Sebenarnya sejarahnya Kijang ini adalah mobil ayah saya, kebetulan beliau memang suka otomotif, sengaja cari mobil buat dimodifikasi, sempat kepikiran buat beli Truntung tadinya, tapi akhirnya menjatuhkan pilihan ke Kijang Buaya,” ucapnya saat dihubungi Kompas.com, Senin (14/11/2022).
“Dapat barang di Solo dan bagus unitnya, saya beli Rp 20 juta. Sampai di Jakarta dengan kondisi awal sempat dipakai 1 tahun kurang, setelah itu baru kita pelan-pelan restorasi, cat dan lain-lain,” ucap pria berusia 26 tahun ini.
Nuzulio melanjutkan, ia dan ayahnya sejak awal tidak mau modifikasi full mobil Kijang Buaya ini, hanya restorasi biasa saja. Namun, dirinya mengaku ‘gatal’ ingin memodifikasi tipis-tipis mobil yang merupakan moyang dari Kijang Innova itu.
“Pas sampai di bengkelnya, saya ‘gatel’ mau modifikasi, dari cam, mesin, pelek, tanpa sepengetahuan ayah saya. Pas udah jadi, kayak sayang buat bawa barang akhirnya saja bawa jalan saja,” kata dia.
Akhirnya pria kelahiran Jakarta itu memutuskan untuk melakukan restorasi modifikasi atau yang saat ini lebih dikenal dengan restomod. Namun ubahan tersebut tetap dilakukan dengan memperhatikan kenyamanan dan tidak terlalu ekstrem agar tetap mempertahankan kesan klasik.
“Modifikasi yang saya lakukan juga tidak banyak, pertama cat mobil jadi warna hijau, kemudian mesin diganti dengan punya Kijang 5K, naik cam, porting polish, header, biar dapet suara pincang-pincangnya,” ujarnya.
Kemudian untuk bagian kaki-kaki Nuzulio menggunakan pelek Toms IGETTA Ring 13, dengan masih mempertahankan kaki-kaki standar, per daun, hanya sedikit dibuat lebih pendek (ceper). Lengkap dengan knalpot full stainles dan radiator aluminium.
Selanjutnya pada bagian interior, ia mengubah tampilan jok yang tersambung dan bisa diduduki tiga penumpang, kini hanya bisa untuk dua penumpang saja.
Pria yang bekerja sebagai wirausaha ini mengaku membutuhkan waktu 1 tahun untuk me-restomod Kijang Buaya miliknya, dengan menghabiskan dana sekitar Rp 110 juta. Namun, sangat disayangkan setelah Kijang Buaya selesai di restorasi modifikasi, Nuzulio harus kehilangan sang ayah.
“Proses modifikasi ngecat dan lainnya butuh waktu setahun, dan ayah saya baru sekali naik mobil ini. Selang enam bulan setelah itu ayah saya meninggal dunia. Jadi mobil ini kenangan sekali dan sejarah sekali buat saya,” kata dia.
https://otomotif.kompas.com/read/2022/11/14/142100915/restomod-toyota-kijang-buaya-nenek-moyang-kijang-innova