Sebab pada kasus itu, menandakan sistem keamanan baterai milik Hyundai yakni Battery Management System (BMS) aktif secara optimal.
Mengingat, sistem proteksi dimaksud memiliki fungsi untuk mencegah potensi gangguan pada modul baterai yang akan meluas dengan menonaktifkan prosedur pengisian.
"Mengenai baterai, jadi sebenarnya tidak usah khawatir. Justru di situlah menunjukkan kecanggihan mobil Hyundai," kata Chief Operating Officer PT HMID, Makmur saat ditemui di Jakarta, Rabu (25/10/2022).
"Dalam mobil Hyundai itu ada namanya BMS, jadi sistem keamanan itu akan mengecek kondisi baterai dan apabila ada masalah akan langsung meng-cut semuanya,” lanjut Makmur.
Lebih lanjut, BMS dari Ioniq 5 juga dapat secara efektif dan efisien mendeteksi secara spesifik area-area tertentu dari baterai yang mengalami gangguan, sehingga tidak selalu harus mengganti keseluruhan unit baterai.
Maka dari itu hanya bagian tertentu yang sekiranya harus diganti setelah pemeriksaan lebih lanjut.
"Di samping itu kita juga berikan garansi pada baterai Ioniq 5 sampai 8 tahun atau 160.000 km. Jadi langsung diganti," ucap Makmur.
Sebelumnya, beredar video viral di media sosial yang memperlihatkan Ioniq 5 bermasalah dengan baterainya. Dugaan sementara, kerusakan bisa berasal dari dua komponen.
Dalam video viral tersebut, disebutkan bahwa Ioniq 5 mendadak baterainya menurun atau biasa disebut 'drop'. Baterai yang kapasitasnya tadinya 80 persen, langsung turun ke nol persen.
Mobil sudah coba dicas, tapi kondisi baterai tetap nol persen. Sehingga, mobil listrik tersebut pun harus diderek ke bengkel resmi Hyundai Leuwipanjang, Bandung.
Kini, masalah sudah selesai. Pihak HMID telah menemukan sumber masalah dan langsung melakukan penaganan.
"Masalah itu karena salah satu pada modul baterai ada yang tegangannya tak singkron, tidak sama. Tapi sekarang sudah beres mobilnya, sudah selesai," kata Makmur lagi.
https://otomotif.kompas.com/read/2022/10/26/134002515/baterai-ioniq-5-bermasalah-hyundai-sebut-itulah-kecanggihannya