JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah RI resmi menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi mulai dari Pertalite, Solar, dan Pertamax hingga 35 persen pada Sabtu (3/9/2022).
Langkah tersebut sebagai respons atas gejolak minyak dunia dan impor yang terus menguat. Sehingga harga BBM di dalam negeri yang diberikan subsidi dengan APBN tidak dapat lagi ditopang secara optimal.
Sebagai dampaknya, beberapa aktivitas disinyalir bakal mendapat penyesuaian tak terkecuali di sektor otomotif. Terkhusus, untuk produksi, penjualan, sampai dengan biaya servis yang dibebankan ke pemilik kendaraan.
Meski demikian, PT Honda Prospect Motor (HPM) mengaku masih akan terus memonitor kondisi pasar dalam negeri imbas kebijakan tersebut. Sehingga, perseroan belum memutuskan penyesuaian biaya apapun.
"Menanggapi kenaikan harga BBM kemarin, kami yakin bahwa pemerintah telah mempertimbangkan banyak hal serta memiliki solusi untuk menekan tingkat inflasi sehingga dapat mempertahankan daya beli," kata Sales Marketing & Business Innovation Director HPM, Yusak Billy kepada Kompas.com, Senin (5/9/2022).
"Tentunya kami juga akan terus memonitor kondisi terkini dan menjalankan strategi yang sesuai untuk menjaga pasar tahun ini," lanjut dia.
Dengan belum memutususkan penyesuaian, artinya untuk harga jual mobil merk Honda dan biaya servis (termasuk komponen) belum ada kenaikkan.
Di samping itu, menurut Billy, untuk melakukan penyesuaian harga faktor yang perlu dianalisa tidak hanya dari kenaikan BBM dan inflasi saja. Beberapa sektor lain seperti kebijakan pemerintah, prinsipal, keadaan global, dan lain-lain.
"Kami selalu berusaha untuk bisa menekan kenaiakan biaya produksi dengan banyak melakukan efisiensi di lini produksi kami," kata dia.
"Di luar hal tersebut, untuk saat ini fokus kami adalah untuk dapat secepatnya memenuhi permintaan konsumen di tengah pasokan komponen yang masih sangat tidak stabil," ucap Billy.
https://otomotif.kompas.com/read/2022/09/05/184100515/bbm-naik-honda-masih-tahan-penyesuaian-harga-jual-mobil-dan-servis