SEMARANG, KOMPAS.com - Pemilik mobil kerap membeli bensin eceran di pinggir jalan, baik karena terpaksa akibat lokasi SPBU yang jauh maupun lantaran malas untuk mengantre.
Namun, ada anggapan mengonsumsi BBM eceran bisa berdampak buruk untuk kesehatan mesin mobil. Salah satu alasannya karena kualitas yang dianggap menurun.
Menyikapi hal tersebut, Widya Aryadi, Dosen Konversi Energi Otomotif Universitas Negeri Semarang (Unnes), menjelaskan, kualitas bahan bakar (BBM) bisa berubah.
Nilai oktan bisa menurun karena tekanan udara. Dampak dari kelembapan dan cahaya sinar matahari juga memengaruhi komposisi kimia bahan bakar.
"Zat kimia komposisi BBM mudah bereaksi, jika terkena panas berlebihan kadar etanol dikhawatirkan bisa turun," kata Widya kepada Kompas.com, beberapa waktu kemarin.
Tak hanya itu, Widya mengatakan, dampak buruk dari kontaminasi partikel asing dalam BBM juga berpotensi membuat beberapa komponen aliran jalur bahan bakar tersumbat.
"Kalau di bensin tersebut terdapat sulfur, maka dapat menyumbat saluran pompa dan bagian injektor," ucapnya.
Sementara itu, Kepala Bengkel Toyota Nasmoco Majapahit Bambang Sri Haryanto juga menjelaskan hal yang sama.
Menurut Bambang, kualitas BBM yang disimpan bisa menurun. Dalam jangka waktu tiga bulan, udara luar dan uap air akan bereaksi merusak nilai oktan.
Wadah bahan bakar yang biasanya digunakan penjual bensin eceran berbahan kaca beling. Botol yang transparan mudah sekali terpapar udara panas.
"Jadi, cara penyimpanan itulah yang dapat memengaruhi kualitas bensin," ujar Bambang.
https://otomotif.kompas.com/read/2022/08/18/113100415/apa-yang-terjadi-bila-mobil-diisi-bensin-eceran