JAKARTA, KOMPAS.com - Keseriusan pabrikan otomotif asal China, Chery di pasar Tanah Air kini dipastikan tidak hanya fokus terhadap pengenalan produk saja seperti beberapa tahun lalu. Tetapi juga membangun ekosistemnya, termasuk manufaktur dan diler.
Sehingga, perseroan dapat memberikan rasa aman dan nyaman ke penggunanya karena ketersediaan komponen apabila terjadi masalah di kemudian hari, sangat mudah dijangkau.
"Kali ini kami datang langsung bersama Chery Internasional. Beragam rencana di Indonesia telah dirancang, seperti investasi yang sudah disebutkan yaitu 1 miliar dollar AS (Rp 14,9 triliun)," kata Presiden Direktur Chery Motor Indonesia, Tao Yong kepada Kompas.com, Rabu (3/8/2022).
"Dana tersebut digunakan untuk membuat fasilitas pabrik dan RnD, pengenalan produk baru termasuk kendaraan listrik, hingga membangun jaringan diler serta lainnya," lanjut dia.
Khusus pembangunan jaringan diler, sebagai salah satu strategi penting untuk keberlangsungan bisnis dan menambah kepercayaan masyarakat di Indonesia, perseroan dipastikan bakal bertumbuh secara bertahap.
Pada tahun ini, ditargetkan terdapat 40 jaringan diler Chery yang tersebar ke beberapa kota-kota besar seperti Jabodetabek, Medan, Surabaya, Lampung, Bali, Solo, Sulawesi, sampai Kalimantan.
"Paling dekat, karena kita memulai pre-booking di GIIAS 2022 dan distribusinya sekitar September atau Oktober, akan ada 20 diler yang akan beroperasi. Saat ini, sedang dalam pembangunan," kata Managing Director Chery Motor Indonesia Major Qin.
Sementara di tahun depan, sebagai bocoran, jumlah tadi bakal didobel menjadi sekitar 80 unit. Persebarannya tentu akan lebih luas, tapi Chery belum dapat menyatakannya secara pasti.
Dalam kesempatan sama, dikatakan juga bila Chery Indonesia bakal membuka pemesanan awal untuk model Tiggo 7 Pro dan Tiggo 8 Pro dalam pameran otomotif GIIAS 2022.
Kemudian jelang akhir tahun, direnanakan bakal hadir Omoda 5 dengan mesin pembakaran dalam (internal combustion engine/ICE).
https://otomotif.kompas.com/read/2022/08/04/071200715/chery-serius-berbisnis-di-indonesia-bakal-bangun-40-diler-tahun-ini