Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Etika Mengendarai Sepeda Motor, Jangan Bonceng Lebih dari 1 Penumpang

JAKARTA, KOMPAS.com - Masih banyak kecelakaan motor terjadi akibat pengendara tidak taat aturan. Terjadi di Kota Tangerang, Banten, satu unit sepeda motor yang ditumpangi tiga orang keluarga terjatuh setelah menyenggol kendaraan lain saat hendak menyalip, Senin (1/8/2022).

Pengendara motor tersebut membonceng satu penumpang di belakang dan satu penumpang di bagian jok depan motor.

Akibat kecelakaan tersebut, satu penumpang motor yang merupakan ibu dari pengendara tersebut tewas sementara lainnya mengalami luka-luka.

Kanit Laka Polres Metro Tangerang AKP Badruzzaman menjelaskan bahwa saat keadaan sedang macet, pengendara sepeda motor mengambil lajur kiri sebelum kemudian menyenggol kendaraan lain dan oleng.

"Pada saat macet dia ngambil lajur ke kiri, nyenggol kendaraan tak dikenal, dugaan mobil roda tiga gitu, Viar itu. Stang kena body belakang lanjut oleng jatuh ke kanan, pada saat bersamaan ada kendaraan truk akhirnya penumpang yang dibonceng di belakang masuk kolong truk itu kena ban belakang kiri," ucapnya seperti dikutip NTMC Polri, Selasa (2/8/2022).

Selain memperhatikan etika berkendara, pengendara motor juga harus memperhatikan keselamatan saat membonceng penumpang. Hal ini dikarenakan, membonceng lebih dari satu penumpang dapat mengganggu keseimbangan saat berkendara.

Menanggapi ini, pengamat transportasi dan hukum Budiyanto mengatakan, umumnya fenomena menaikkan lebih dari satu penumpang kerap dilakukan oleh pengendara dengan kecenderungan sifat aggresssive driving seperti anak di bawah umur.

"Mereka masih labil dan masih sulit mengendalikan emosinya. Pengetahuan lalu lintas masih minim, kecenderungan sifat aggressive driving  mengemudikan kendaraan bermotor di bawah pengaruh ketidakstabilan emosi yang berdampak pada risiko kecelakaan dan kecenderungan melakukan pelanggaran, misal, menaikkan penumpang lebih dari satu," ucap Budiyanto saat dihubungi Kompas.com, Selasa (2/8/2022).

Aggressive driving sendiri merupakan perilaku mengemudi yang ceroboh atau ugal, serta tidak memperhatikan peraturan yang berlaku di jalan. Pengemudi jenis ini cenderung membahayakan diri sendiri serta pengguna jalan yang lain.

Ia menjelaskan, ada banyak bahaya dari aspek keselamatan karena anak di bawah umur belum memiliki kemampuan yang memadai untuk mengendarai sepeda motor. Perlu diingat, mengendalikan kendaraan bermotor tidak sekedar paham operasional saja, namun juga paham risiko bahaya dan aturan berlalu lintas.

Dalam kesempatan terpisah, Founder Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) Jusri Pulubuhu menjelaskan bahaya membonceng lebih dari satu penumpang, khususnya membawa anak di jok depan.

"Selain membahayakan pengemudi, membahayakan penumpangnya, membahayakan orang lain. Karena tidak seimbang," ucap Jusri kepada Kompas.com beberapa waktu lalu.

Jusri menekankan, kebiasaan ini tidak sesuai dengan norma-norma keselamatan Dan seringkali berakibat fatal. 

"Berdasarkan aturan lalu lintas, pengendara sepeda motor itu hanya diperbolehkan membawa satu orang penumpang. Kemudian diartikan, atrannya itu duduk di tempat yang benar. Kalau dipersepsikan, itu di belakang," ucap Jusri.

https://otomotif.kompas.com/read/2022/08/03/101200015/etika-mengendarai-sepeda-motor-jangan-bonceng-lebih-dari-1-penumpang

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke