SEMARANG, KOMPAS.com - Selain mesin, mengganti oli transmisi matik juga menjadi ritual wajib yang harus dilakukan.
Aturan pergantian disesuaikan jadwal perawatan berkala, yakni tiap 20.000 kilometer (km), kemudian, flushing tiap 40.000 km.
Namun Hermas E Prabowo, Pemilik Bengkel Worner Matik mengatakan, pergantian oli matik saat ini tak bisa berpatokan pada jarak tempuh.
"Relatif soal ini, lebih baik disesuaikan kondisi jalan. Semakin sering kendaraan terjebak macet, komponen bagian dalam transmisi terus bekerja. Jadinya, jarak tempuh 15.000 km ke atas tidak relevan," kata dia kepada Kompas.com, Senin (1/8/2022).
Kualitas oli yang menurun, menurut Hermas, bisa memengaruhi kinerja kampas kopling matik, bearing, dan bushing transmisi.
"Kekentalan oli yang sudah turun bisa menyebabkan komponen-komponen transmisi matik tergores," kata Hermas.
Berangkat dari itu, Hermas menyarankan agar patokan pergantian oli transmisi matik juga memperhatikan rute jalanan yang dilalui.
"Kalau biasanya ganti oli matik setiap 10.000 km, dengan kondisi kemacetan dan waktu kerja komponen yang lebih lama, sebaiknya dipercepat jadi 7.000 km atau 8.000 km," ucapnya.
Hal yang sama di ungkapkan Foreman Nissan Setyabudi Semarang Wisnu Wardhana yang mengatakan, mobil yang sering terjebak macet kualitas oli matik lebih cepat menurun.
"Komponen-komponen matik lebih berat kinerjanya menahan beban dan bobot mobil. Pelumasan oli yang baik mengurangi risiko slip kopling transmisi matik," ucap Wisnu.
Pelumasan yang tak baik, akan sangat terasa terutama pada saat perpindahan gigi. Menurut Wisnu, biasanya akan muncul gejala-gejala keterlambatan saat proses oper gigi atau lebih parah muncul suara dengung.
https://otomotif.kompas.com/read/2022/08/01/193100015/ganti-oli-transmisi-matik-baiknya-berdasarkan-waktu-atau-jarak-