Pecco mengatakan, selama libur musim panas dia merenungkan kesalahan-kesalahannya. Pebalap asal Italia itu bertekad untuk menghindari dan mengulangi kesalahan yang sama di GP Emilia Rogmana dan GP Perancis.
“Ini benar-benar sulit untuk dipahami. Tapi dua kali musim ini saya jatuh pada saat yang tepat ketika saya pikir saya bisa mendorong lebih keras," kata Pecco mengutip Corsedimoto, Jumat (15/7/2022).
Pecco mengatakan, di GP Emilia Rogmana dan GP Perancis dia jatuh bukan karena kurang konsentrasi. Adapun di GP Jerman dia disenggol pebalap LCR Honda Takaaki Nakagami.
"Bukan karena kurang konsentrasi. Mungkin terlihat aneh, tapi ini satu-satunya penjelasan yang saya punya. Ketika saya balapan sendirian (sendiri di depan), masalahnya lebih sedikit," kata Pecco.
"Mengontrol pebalap di belakang saya bukanlah masalah bagi saya. Tapi ketika saya mengikuti (berusaha untuk menyalip) sepertinya lebih mudah melakukan kesalahan seperti itu,” ujar Pecco.
Pebalap tim pabrikan Ducati itu yakin dia bisa kencang di semua sirkuit tapi dia mesti berhadapan dengan diri sendiri dan dengan takdir.
“Saya tahu saya bisa memimpin di semua balapan. Kami menunjukkan kapan pun kami memiliki kecepatan. Jika saya jatuh atau mengalami masalah, saya tahu kami bisa cepat lagi di balapan berikutnya. Ini memberi saya kedamaian," kata dia.
"Dalam kasus kesalahan, jatuh atau masalah, sangat penting untuk memahami mengapa hal seperti itu terjadi. Saya terus-menerus berurusan dengan pikiran-pikiran tertentu,” kata dia.
https://otomotif.kompas.com/read/2022/07/15/150100015/bagnaia-rawan-jatuh-bila-sedang-kejar-pebalap-lain