JAKARTA, KOMPAS.com - Transmisi matik perlu dirawat dengan baik, salah satu caranya yaitu dengan melakukan penggantian oli matik secara teratur.
Uniknya, beda bengkel, beda dalam menyarankan untuk melakukan penggantian oli matik. Mulai dari bengkel resmi yang biasanya menyarankan penggantian oli matik di kelipatan jarak tempuh 40.000 Km atau 120.000 km flushing.
Bahkan di beberapa bengkel spesialis menyarankan melakukan flushing setiap menempuh jarak 20.000 Km bila melihat medan jalan yang padat dan sering terjadi kemacetan seperti di kota Jakarta.
Sehingga, untuk menentukan seperti apa istilah telat ganti oli matik ini susah. Apakah ketika oli sudah kotor, atau setelah komponen di dalam transmisi rusak dengan munculnya tanda-tanda. Tentu saja tidak perlu sampai menunggu komponen transmisi rusak, sebaiknya oli matik perlu diganti.
Foreman Nissan Bintaro, Ibrohim mengatakan mobil-mobil dulu cenderung memiliki transmisi matik yang awet karena disarankan melakukan penggantian oli matik setiap 40,000 Km, tidak seperti sekarang pabrikan berani menyarankan pengurasan oli matik hingga jarak tempuh 120.000 Km.
“Banyak mobil tahun 90-an matiknya masih bagus, karena disarankan melakukan penggantian oli matik per 40.000 Km, berbeda dengan ketentuan di buku panduan servis tertulis sampai 120.000 Km baru disarankan melakukan pengurasan oli matik,” ucap Ibrohim kepada Kompas.com, Jumat (1/7/2022).
Ibrohim mengatakan, ketentuan di buku panduan servis tentu saja benar karena sudah dilakukan pengujian terhadapnya. Hanya saja pengujian tersebut untuk kondisi jalan tertentu, tidak bisa disamakan dengan kondisi jalan di perkotaan yang lebih sering terjadi kemacetan.
“Jadi, sering kami memberikan catatan kepada pelanggan bahwa perlu dilakukan penggantian lebih dini karena kondisi oli matik di lapangan. Hal itu dilakukan sebagai langkah antisipasi demi menghindari hal-hal yang tidak diinginkan,” ucap Ibrohim.
https://otomotif.kompas.com/read/2022/07/03/183100415/waktu-penggantian-oli-matik-sesuaikan-dengan-buku-panduan-servis