Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia Sony Susmana mengatakan, pada saat berkendara di malam hari, faktor pertama yang perlu diperhatikan yakni siklus tubuh manusia yang seharusnya beristirahat di malam hari.
“Ketika dipaksakan untuk mengemudi, ada risiko berat yang harus ditanggung. Misalnya mengantuk, fisik drop, halusinasi dan lain-lain. Hal ini jadi berbahaya ketika melawan kantuk, akhirnya segala cara dilakukan, mulai dari merokok, minum energy drink, dan lainnya,” kata Sony kepada Kompas.com beberapa waktu lalu.
Kedua, mengemudi pada malam hari memang dirasa tidak melelahkan. Namun, mata akan bekerja lebih berat jika dibandingkan berkendara pada siang hari.
Hal tersebut disebabkan pada saat berkendara di malam hari mata akan lebih cepat lelah akibat menghadapi silau sinar lampu kendaraan dari arah yang berlawanan.
“Ketiga, dari sisi keamanan, kalau mobil mengalami masalah di tengah jalan, agak sedikit menakutkan dan merepotkan jika harus meminta pertolongan,” ucap Sony.
Keempat, pada saat berkendara di malam hari, akan ada kemungkinan pengendara lainnya juga mengantuk. Sehingga risiko kecelakaan karena orang lain juga turut meningkat saat mengemudi di malam hari.
“Terakhir, banyak pengemudi yang berpikir kalau menyetir di malam hari akan lebih cepat sampai karena jalanan sepi. Akibatnya, lebih banyak pengguna jalan yang tancap gas saat malam,” kata Sony.
https://otomotif.kompas.com/read/2022/06/13/181200515/berkendara-malam-hari-lebih-bahaya-dibanding-siang