Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Museum Vespa, Ketika Klasik Akur dengan yang Matik

JAKARTA, KOMPAS.com - Perbedaan pandangan dan rasa solidaritas pada pengguna Vespa klasik dan bertransmisi otomatis alias matik alias modern, jadi salah satu aspek terciptanya gap di komunitas skuter merek Italia ini.

Bahkan tidak jarang terdapat oknum yang masih mencibir di media sosial antar satu dengan lainnya. Padahal, slogan yang dipegang ialah sama, yaitu 'satu Vespa sejuta saudara'.

Namun, dalam perhelatan Vespa World Days (VWD) 2020-22 di Nusa Dua, Bali, Indonesia, para pecinta Vespa melebur. Menyatu bersama tanpa memandang agama, ras, suku, serta budaya maupun jenis vespa yang digunakan, mau klasik atau matik.

Salah satu wujud nyatanya, bisa terlihat di museum Vespa yang dibuka di Bola Collection kawasan The Nusa Dua, Badung, Bali.

Koordinator museum Vespa World Day 2020-22 Bambang Priambodo menyatakan, total  58 unit Vespa yang merupakan koleksi pribadi orang Indonesia dari beberapa daerah terkumpul di sini.

"Pemiliknya semua milik orang Indonesia dan dikoleksi di Indonesia dari seluruh wilayah, ada dari Medan, Bali, dan sebagian besar dari wilayah Jawa," kata Bambang kepada Kompas.com di VWD, Jumat (10/6/2022).

"Kita mencoba mengurutkan secara sejarah mulai tahun yang tua, 1948 sampai yang paling baru, Vespa matik tahun 2021 varian anniversary kemarin," tambah Bambang.

Tujuannya, untuk memberikan informasi kepada dunia khususnya pecinta Vespa bahwa keberadaan merek sepeda motor tersebut di Indonesia telah panjang. Serta, kecintaan para kolektor atas Vespa tidak main-main.

Pada ruang tengah museum, ada Piaggio Ape tahun 1960-an yang masih dalam keadaan apik, sempat jadi pusat perhatian pengunjung museum dadakan ini. Namun, pemilik enggan ditampilkan identitasnya seperti beberapa koleksi Vespa tertentu.

"Di Indonesia sangat langkah jumlahnya sangat sedikit jadi itu yang kita coba tampilkan, terutama yang di tahun-tahun tua dan yang tipe modern tapi limited edition," kata dia.

Adapun beberapa Vespa klasik yang ditampilkan ialah Bacchetta keluaran 1949, Vespa super 150 edisi HUT Jakarta ke-450 tahun pada 1979.

Kemudian, Vespa Grand Luso 1964, Vespa MK2 1964, Vespa Darling 1968, Vespa SS90 tahun 1970 dengan berbagai modifikasi, sampai Vespa PTS 100 lansiran 1980 yang sudah dikonversi menjadi bermesin listrik. 

Sementara untuk Vespa matik, cukup lengkap ada Sprint S, LX 125, model Primavera, sampai Primavera S. Tetapi motor tidaklah standar, semuanya memiliki keunikan tersendiri.

Sebagai contoh, Vespa 946 Red yang dimodifikasi dengan gambar bermotif batik keluaran tahun 2018, dan Vespa Primavera 50 cc edisi Kobe Bryant-Black Mamba keluaran tahun 2020 untuk memperingati kepergiannya.

"Memang ada beberapa yang akhirnya tidak bisa untuk ditampilkan, lebih ke kendala teknis saat proses ke sini. Misalnya yang tahun 1948, padahal motor sudah diproses untuk dikirim ke Bali," ujar Bambang.

"Jadi museum ini sebenarnya adalah sosialisasi kepada dunia dan vespisti Indonesia juga bahwa di Indonesia mungkin banyak yang belum melihat unit-unit ini apalagi ketemu di jalan susah banget," kata dia lagi.

https://otomotif.kompas.com/read/2022/06/11/102200415/museum-vespa-ketika-klasik-akur-dengan-yang-matik

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke