Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

5 Aksesori Mobil yang Sebenarnya Berbahaya, tapi Tetap Dijual Bebas

JAKARTA, KOMPAS.com - Banyak orang yang menyematkan aksesori pada mobilnya dengan berbagai alasan. Namun, tak sedikit yang paham bahwa aksesori tertentu sebenarnya memiliki potensi bahaya.

Beberapa aksesori mobil memang dijual secara bebas. Tapi, terkadang ada beberapa orang yang tidak paham cara aman menggunakannya, sehingga membahayakan dirinya sendiri dan pengguna jalan lainnya.

Berikut deretan aksesori mobil yang berpotensi bahaya:

1. Gantungan Spion Tengah

Selain itu, jika wadah yang digunakan terbuat dari kaca atau bahan yang keras, bisa saja mengenai kaca saat pengereman mendadak. Sehingga, kaca menjadi retak atau pecah.

"Dari sisi safety driving, kita harus memperhatikan visibilitas windshield kita. Kaca retak bisa menyebabkan terganggunya visibilitas," ujar Marcell Kurniawan, Training Director The Real Driving Center (RDC), kepada Kompas.com, beberapa waktu lalu.

2. Knop Setir

Training Director The Real Driving Center (RDC) Marcell Kurniawan, mengatakan, di luar negeri, aksesori tersebut dinamakan "Suicide Knob". Menurutnya, penggunaan knop ini pada setir mobil sangat berbahaya.

"Pertama, saat ban depan mobil mengenai batu atau naik trotoar, setir bisa berputar tanpa kendali, dan knop ini bisa mematahkan jempol," ujar Marcell, kepada Kompas.com, belum lama ini.

Marcell menambahkan, penggunaan knop ini juga sangat fatal bila terjadi tabrakan frontal dan pengemudi tidak menggunakan safety belt atau sabuk pengaman.

"Efek kerusakan pada tulang rusuk akan jauh lebih parah dan dapat menyebabkan kematian," kata Marcell.

Selain itu, bagi kendaraan yang sudah dilengkapi dengan airbag, knop setir ini dapat mengganggu saat airbag mengembang.

3. Karpet Mobil

Founder Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) Jusri Pulubuhu menjelaskan, pengemudi perlu memilih karpet yang melewati pedal gas.

"Karena itu, pilihlah karpet yang betul-betul melewati pedal gas, bukan setengah atau terlalu pendek, karena itu bisa mengganggu atau mengganjal pedal gas sendiri," ujar Jusri, kepada Kompas.com, beberapa waktu lalu.

4. Buzzer Sabuk Pengaman

Namun, banyak orang yang malas memakai sabuk pengaman dan untuk mencegah alarm peringatan tersebut berbunyi digunakanlah buzzer.

Founder Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) Jusri Pulubuhu mengatakan, ketika terjadi pengereman atau tabrakan, orang yang tidak pakai sabuk pengaman akan bergerak dengan kecepatan semula mobil tersebut.

“Misalkan kecepatan mobil 60 kilometer per jam, maka orang yang tidak pakai sabuk pengaman juga akan terdorong ke depan dengan kecepatan 60 kilometer per jam," kata Jusri.

5. Lampu Sorot Kelap-kelip

Lampu yang dipasang di bumper bawah ini bercahaya putih dan menyala terang ketika mobil melakukan pengereman. Tentu saja lampu tersebut menyilaukan pengguna jalan lain yang berada tepat di belakang mobil tersebut.

Training Director Safety Defensive Consultant Sony Susmana mengatakan, modifikasi seperti itu sudah lama dan banyak dilakukan oleh pengemudi yang tidak paham aturan.

“Pastinya mereka memiliki asumsi mengapa melakukan modifikasi tersebut, mungkin untuk menjaga keamanannya, atau pernah punya trauma ditabrak dari belakang,” ujar Sony, kepada Kompas.com, beberapa waktu lalu.

Sony melanjutkan, hal tersebut bisa juga terjadi karena pengemudi bergaul dengan orang yang gagal paham, sehingga menaruh lampu yang menyilaukan di belakang mobil.

Ia juga mengingatkan, bahwa pemilik kendaraan tidak boleh asal menambahkan atau mengganti warna lampu, semua ada aturannya.

“Lampu yang ada di mobil sudah jelas, baik warna maupun penempatannya, jadi tidak perlu ditambah. Kecuali mobil tadi digunakan dengan pertimbangan tertentu dan tidak di tempat umum,” katanya.

https://otomotif.kompas.com/read/2022/06/09/165011115/5-aksesori-mobil-yang-sebenarnya-berbahaya-tapi-tetap-dijual-bebas

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke