JAKARTA, KOMPAS.com – Peluncuran bus listrik Transjakarta sebanyak 30 unit, yang beroperasi di empat rute non-BRT (Bus Rapid Transit), diklaim telah menjalani berbagai pengujian selama 3 bulan.
Yoga Adiwinarto, Direktur Operasional dan Keselamatan PT Transjakarta, mengatakan, puluhan unit bus listrik tersebut telah menjalani berbagai uji coba, termasuk ketahanan baterainya, sehingga dipastikan aman beroperasi.
“Kemudian dilihat bagaimana konsumsi energinya, lalu pengujian daya habis berapa lama saat keadaan ‘idle’ atau tidak beroperasi, itu kami coba,” ujar Yoga, disitat dari Antara (11/3/2022).
“Kami melakukan pengujian untuk melihat kecocokan dengan layanan Transjakarta, terlebih ini diklaim produsen bertahan 200-300 kilometer. Itulah mengapa tiga bulan dilaksanakan uji cobanya,” kata dia.
Untuk diketahui, dalam pengujian bus listrik ini, Transjakarta menggandeng Kementerian Perhubungan yang memiliki balai pengujian.
Dari sisi keamanan dan adanya informasi kendaraan listrik terbakar ketika dalam keadaan terparkir, Yoga menyebutkan, hal itu pun telah diuji dan dapat dipastikan unit bus tersebut bebas dari masalah tersebut.
Menurutnya, terbakarnya kendaraan listrik saat diparkir dikarenakan kelebihan saat pengisian daya baterai (overharge).
“Ini seperti ponsel dari tahun 2000 sampai sekarang kan berbeda banget, banyak teknologi yang dipasang untuk meningkatkan keamanan dari sistem pengisian dayanya. Dan bus ini sudah sesuai kualifikasi kita,” kata Yoga.
Sebagai informasi, 30 unit bus listrik ini dioperasikan oleh PT Mayasari Bakti dan beroperasi pada rute non-BRT, yakni rute 1P (Terminal Senen-Bundaran Senayan), 1R (Tanah Abang-Terminal Senen), 1N (Blok M-Tanah Abang), dan 6N (Ragunan-Blok M) dengan jam operasional pukul 06.00-21.00 WIB.
https://otomotif.kompas.com/read/2022/03/11/082200615/bus-listrik-transjakarta-dipastikan-aman-usai-3-bulan-masa-percobaan