JAKARTA, KOMPAS.com - Belum lama ini Kompas.com menjajal Lexus UX 300e dengan tujuan Jakarta-Yogyakarta. Selain performa dan daya jangkau, Kompas.com juga menghitung konsumsi dayanya.
Sebagai mobil listrik, Lexus UX 300e tidak menggunakan bensin. Karena itu biaya perjalanan yang dikeluarkan ialah biaya isi daya baterai listrik alias charging.
Untuk diketahui mobil ini dilengkapi dengan baterai lithium ion berkapasitas 54,3 kWh dengan 288 large capacity battery cells.
Lantas bagaimana dengan emisi?
Tentu mobil listrik tidak menghasilkan emisi gas buang. Tapi jika menilik lebih lanjut, pabrik pembangkit listrik yang jadi sumber emisi bagi mobil listrik.
Kompas.com belum mendapat angka pasti berapa jumlah batu bara, gas alam atau minyak bumi di pembangkit Indonesia yang dibutuhkan untuk menghasilkan listrik 1 kWh.
Namun mengutip literasi dari situs eia.gov, bisa diketahui jumlah rata-rata batu bara, gas alam, dan minyak bumi yang digunakan untuk menghasilkan satu kilowatthour (kWh) listrik di sektor tenaga listrik Amerika Serikat pada tahun 2020.
Tercatat, pembangkit listrik batu bara butuh sebesar 1,13 pon baru bara untuk menghasilkan listrik per kWh atau setara 0,51 kg per kWh.
Sedangkan untuk pembangkit gas alam sebesar 7,43 kaki kubik per kWh dan minyak bumi 0,08 galon per kWh atau setara 0,3 liter per kWh.
Mengutip penjelasan di situs tersebut, jumlah tersebut didasarkan pada data tahunan tingkat nasional. Jumlah aktual untuk generator atau pembangkit listrik tertentu dapat sangat berbeda dari yang disebutkan di atas.
Jumlah pasti bahan bakar yang digunakan untuk menghasilkan listrik tergantung pada efisiensi, atau laju panas generator, atau pembangkit listrik dan kandungan panas bahan bakar.
Lantas untuk emisi, tercatat pada 2020, total pembangkit listrik AS menghasilkan 4,01 triliun kilowatthour (kWh) dari semua sumber energi dan menghasilkan emisi sebesar 1,55 miliar metrik ton atau 1,71 miliar ton karbon dioksida (CO2).
Dari jumlah tersebut maka pembangkit listrik di AS menghasilkan sekitar 0,85 pon emisi CO2 per kWh atau sekitar 0,38 Kg per kWh.
Meski demikian, emisi dari pembangkit listrik bervariasi menurut jenis bahan bakar, atau sumber energi, dan menurut jenis serta efisiensi pembangkit tenaga listrik.
Jumlah CO2 yang dihasilkan per kWh selama periode waktu tertentu, akan bervariasi sesuai dengan sumber listrik yang dipasok ke jaringan tenaga listrik selama waktu tersebut.
Berdasarkan data tersebut, kini kita bisa menghitung berapa emisi yang dihasilkan pembangkit listrik untuk mengisi daya Lexus UX 300e dari nol sampai penuh. Untuk diketahui bahwa hitungan ini ialah hitungan kasar.
Baterai Lexus UX 300e memiliki kapasitas sebesar 54,3 kWh, yang jika dikalikan 0,85 pon emisi CO2 per kWh, hasilnya pembangkit listrik mengeluarkan 46,155 pon atau setara 20,93 kg emisi CO2 per kWh.
Sebagai catatan, hitungan ini berdasarkan situs eia.gov, emisi ini dihasilkan dari pembangkit listrik di suatu negara, yang bervariasi menurut jenis bahan bakar/sumber energi dan menurut jenis dan efisiensi pembangkit tenaga listrik.
https://otomotif.kompas.com/read/2021/12/29/171521115/menghitung-emisi-pembangkit-listrik-buat-charging-lexus-ux-300e