JAKARTA, KOMPAS.com - PT Jasamarga Solo-Ngawi (JSN) mencatat, penyebab utama kecelakaan lalu lintas di jalan Tol Solo-Ngawi karena sopir mengantuk dan pecah ban.
Direktur Utama PT Jasamarga Solo-Ngawi, Arie Irianto mengatakan, kecelakaan lalu lintas di jalan tol yang selama ini terjadi 36 persen karena sopir mengantuk dan 17 persen karena kendaraan mengalami pecah ban. Sisanya disebabkan oleh kesalahan manusia atau human error.
Oleh karena itu, pengendara diminta untuk tetap selalu waspada dan berhati-hati saat berkendara. Untuk mengantisipasi kecelakaan fatal, pihak pengelola tol akan menambah pemasangan rambu lalu lintas terutama di titik rawan kecelakaan.
"Kami secara terus-menerus melakukan monitoring. Lokasi-lokasi kecelakaan kita tandai itu (rambu-rambu lalu lintas). Terus kita lakukan improvement untuk meningkatkan tingkat keselamatan," kata Arie dilansir Kompas.com, Jumat (24/12/2021).
Perlu diingat, kecelakaan yang terjadi di jalan tol tidak hanya disebabkan oleh faktor jalan saja. Kecelakaan juga dapat disebabkan oleh faktor manusia, seperti pengendara yang mengantuk dan kehilangan konsentrasi akibat kelelahan.
"Makanya kita ingatkan lagi dengan kita pasang rambu pita kejut sehingga orang sadar lagi, tidak jadi ngantuk. Kita tambah lagi marka profil dan lampu rotator," ucapnya.
Sementara itu, Manager Area Solo-Ngawi, Noer Tjahyo menambahkan, ruas Tol Solo-Ngawi merupakan titik rawan karena berpotensi pengendara lelah ketika melintas di ruas jalan tol tersebut.
Menurutnya, ruas jalan Tol Ngawi merupakan titik lelah bagi pengendara yang datang dari arah Surabaya atau dari Jakarta. Latar belakang ini membuat pihaknya terus melakukan sosialisasi agar pengguna jalan tetap berhati-hati saat berkendara, terutama selama musim hujan.
"Kita malam hari semua unit turun ke jalur. Tiap pukul 15.00 sampai 17.00 WIB semua unit termasuk mobil derek kita wajibkan observasi berputar membantu pengamanan di jalur tol," katanya.
https://otomotif.kompas.com/read/2021/12/25/081200315/dua-penyebab-utama-kecelakaan-di-tol-solo-ngawi