JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Staf Kepresidenan RI Moeldoko menyebut bahwa Indonesia memiliki potensi besar untuk menuju kemandirian dalam industri kendaraan listrik.
Sayangnya, Tanah Air masih tergantung pada impor pada tiga kunci utama pada industri terkait, yakni motor, baterai, dan kontrolernya. Sehingga, ini patut untuk menjadi perhatian tersendiri.
"Perlu partner strategic, supaya hasil riset bisa dibuat dalam skala industri. PUI UNS sudah sangat maju dalam riset dan pengembangan teknologi atas baterai sementara controlling di ITS Surabaya, sedang dikembangkan," ujar dia dalam keterangan tertulis, Selasa (7/12/2021).
Moeldoko mengingatkan, Indonesia itu memiliki cadangan nikel dan cobalt terbesar di dunia sebagai bahan dasar pembuatan baterai.
Presiden RI Joko Widodo juga memiliki komitmen sangat besar terhadap COP26 yang mengatur tentang emisi dalam kaitan perubahan iklim dunia. Sehingga, industri terbarukan akan mendapatkan dukungan penuh.
"Ini momentum dan potensi bagi Indonesia untuk melompat ke depan untuk industri kendaraan listrik," kata dia menyampaikan pesan Presiden.
Dalam kesempatan serupa, Rektor UNS Profesor Jamal Widodo menyebut riset dan pengembangan teknologi penyimpanan listrik UNS suda dilakukan sejak 2012 dan telah diujicoba untuk sepeda motor listirk, motor, dan mobil listrik.
"Melihat langsung PUI baterai lithium yang sudah dikembangkan sejak beberapa tahun lalu, kami optimis itu akan semakin berkembang ke depan," kata dia.
https://otomotif.kompas.com/read/2021/12/08/184100715/saatnya-indonesia-mandiri-di-industri-kendaraan-listrik