JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta bersama Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya akan memberlakukan penindakan terhadap seluruh kendaraan bermotor melalui tilang yang tidak lulus uji emisi mulai 13 November 2021.
Bila tidak lulus atau tak mengikuti uji emisi, sanksinya cukup menguras dompet. Mulai dari pengenaan tarif parkir tertingi sampai dengan denda tilang Rp 250.000 untuk motor dan Rp 500.000 untuk mobil.
Salah satu cara yang konon bisa dilakukan untuk bisa lulus uji emisi adalah dengan mengonsumsi bahan bakar berkualitas. Lantas benarkah hal tersebut?
Kepala Bengkel Auto2000 Cilandak Suparna mengatakan, pengisian bahan bakar minyak (BBM) berkualitas pada mobil, tak menjamin hasil gas buang yang baik, walaupun usia mobil masih tergolong muda.
Menurut Suparna, ada banyak faktor yang menentukan emisi gas buang kendaraan, dan hal tersebut tak terlepas dari masalah perawatan pada kendaraan.
“Rutin melakukan perawatan berkala menjadi kunci, karena tidak semua akan dicek selain pergantian oli. Mulai dari kondisi filter udara, busi, kompresi mesin, apakah sudah ada yang waktunya diganti dan lain sebagainya,” ucap Suparna saat dihubungi Kompas.com.
Selain itu, ada banyak keuntungan merawat kendaraan dengan rutin. Paling utama bisa menekan biaya karena komponennya lebih terjaga. Sehingga memiliki usia pakai yang lebih awet. Minimal bisa menekan kerusakan dini.
Hal senada juga diungkapkan oleh Head Product Improvement/EDER Dept Technical Service Division PT Astra Daihatsu Motor (ADM) Bambang Supriadi. Menurutnya, penentu gas buang kendaraan sangat kompleks, tidak bisa dilihat hanya dari BBM yang digunakan.
“Itu hanya salah satu faktor, jadi mesti pakai BBM yang sesuai aturan atau RON anjuran pabrik. Tapi jika tidak selaras dengan perawatan mesin ya sama saja. Hasil akhir sisa pembakaran bisa buruk,” ujarnya.
Bambang melanjutkan, paling utama yang harus dicermati dari gas buang memang erat kaitannya dengan sisa hasil pembakaran. Namun dalam prosesnya ada banyak faktor yang mempengaruhi, bukan hanya kualitas BBM.
“Seperti filter udara yang kotor, otomatis suplai oksigen yang masuk ke ruang pembakaran berkurang. Kondisi itu membuat kadar bensin yang terbakar akan lebih banyak, itu termasuk tidak sempurna. Belum lagi dikaitkan dengan kebocoran lainnya,” kata dia.
Jadi, selain BBM tak kalah penting juga perawatan mobil. Selama rutin melakukan perawatan berkala dan isi BBM sesuai anjuran, tidak perlu khawatir meski (mobil) sudah dipakai lebih dari tiga tahun sekalipun.
https://otomotif.kompas.com/read/2021/10/27/194100015/pakai-bbm-berkualitas-tak-menjamin-mobil-lulus-uji-emisi