JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Investasi atau Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia berjanji untuk memprioritaskan kepentingan nasional dalam hilirisasi industri kendaraan bermotor listrik di dalam negeri.
Termasuk di dalamnya, prihal penyerapan tenaga kerja sebagaimana tertuang dalam Memorandum of Understanding (MoU) antara Indonesia dengan Hyundai dan LG terkait program kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (KBLBB).
"Dalam MoU yang telah ditandatangani pada November 2019 lalu kita sudah tekankan kepada mereka bahwa lapangan pekerjaan harus seluas-luasnya untuk dalam negeri, tidak untuk luar negeri," kata Bahlil dalam Groundbreaking Ceremony PT HKML Battery Indonesia, Rabu (15/9/2021).
"Luar negeri boleh selama mereka memenuhi spesifikasi-spesifikasi khusus dan jabatan-jabatan tertentu. Ini sudah sepakat akan diprioritaskan untuk dalam negeri dahulu," lanjut dia.
Tidak hanya itu, seluruh komponen pembuatan baterai di pabrik terkait juga akan dipasok dari dalam negeri. Hanya saja, di dua tahun pertama perseroan diperbolehkan untuk melakukan impor dahulu.
Sebab, selama periode tersebut pabrik pendukung masih tahap pembangunan baik smelter, prekursor, sampai dengan industri daur ulang baterai (recycle)-nya.
"Inshaallah kami sudah komunikasi (pabrik di Batang) dan kemungkinan besar tahun ini kita lakukan pembangunan prekursor ketoda," kata Bahlil.
Adapun pabrik baterai pertama di Indonesia itu, merupakan salah satu dari implementasi komitmen Korea Selatan (Hyundai dan LG) senilai 9,8 milliar dollar AS di Tanah Air.
Memiliki kapasitas produksi sebesar 10 giga watt hour (GwH), pabrik rencanya akan selesai pada semester pertama 2022 dan mulai aktivitas produksi setahun setelahnya.
"Peletakkan batu pertama pabrik baterai ini merupakan tindak lanjut arahan Bapak Presiden saat kami ke Busan, Korea Selatan, menindaklanjuti bagaimana untuk memfasilitasi agar terjadinya pembangunan mobil listrik di dalam negeri," kata Bahlil.
"Alhamdulillah tahap pertama mulai pembangunannya di 2020 sekalipun ada pandemi Covid-19. Pada bulan Mei 2022, paling lambat insyaallah sudah produksi. Jadi mobilnya sudah paten," lanjut Bahlil.
Hyundai, kata dia, nantinya juga akan membentuk konsorsium yang terdiri atas Hyundai Motor Company, KIA Corporation, Hyundai Mobis, serta LG Energy Solution.
Konsorsium itu akan bekerja sama dengan PT Industri Baterai Indonesia atau Indonesia Battery Corporation (IBC), yang terdiri PT Inalum, PT ANTAM, PT Pertamina, PT PLN, dan Contemporary Amperex Technology untuk membangun pabrik sel baterai listrik di Karawang, Jawa Barat.
https://otomotif.kompas.com/read/2021/09/16/070200915/pabrik-sel-baterai-di-karawang-fokus-sedot-sdm-lokal