JAKARTA, KOMPAS.com - Bus besar yang banyak berseliweran di jalanan Indonesia saat ini mayoritas menggunakan model bodi double glass atau kaca ganda.
Tren bodi bus double glass ini mulai muncul sekitar 2015-2016, dipelopori oleh karoseri Adiputro.
Hadirnya model bodi bus double glass dianggap menggeser tren bus lama yang menggunakan model bodi bus single glass atau kaca tunggal.
Yohan Setiawan, Supervisor Finishing Bus Karoseri Adiputro, mengatakan bahwa model bus double glass membuat bodi bus jadi lebih tinggi dibandingkan dengan bus single glass.
"Sebenarnya kalau double glass, busnya lebih tinggi jadi bagasi barang lebih luas dan posisi tempat duduk penumpang lebih naik. Lebih modern dan gagah jika dilihat," kata Yohan kepada Kompas.com, Minggu (18/7/2021).
Meski begitu, Yohan mengatakan bahwa pengemudi bus harus lebih hati-hati dalam mengemudikan bus double glass karena dimensinya yang lebih tinggi.
Menurutnya, bus single glass lebih diunggulkan dari segi bermanuver. Sebab ukurannya lebih rendah dari bus double glass.
Dimensi yang lebih rendah ini membuat pengemudi lebih mudah untuk bermanuver di jalanan.
Bus single glass kini menjadi pembeda di tengah tren bus double glass. Kehadiran bus kaca tunggal ini menjawab keinginan para pecinta bus lama yang ingin bernostalgia dengan bus tanpa bando atau pilar horizontal di kaca depannya.
Berbagai perusahaan karoseri pun mulai merilis kembali rakitan bus dengan model single glass, sebut saja karoseri Laksana, Tentrem, hingga Morodadi Prima.
Sementara itu, Adiputro sendiri belum akan merakit massal bodi bus model single glass dalam waktu dekat ini. Hal tersebut dibenarkan oleh Yohan.
"Single glass sudah tidak diproduksi, kecuali permintaan khusus," ungkap Yohan lebih lanjut.
Ia mengatakan, untuk saat ini perusahaan otobus yang hendak memesan bodi bus rakitan karoseri Adiputro belum bisa memilih model bus berkaca tunggal.
https://otomotif.kompas.com/read/2021/07/19/161200515/ini-alasan-karoseri-adiputro-tak-rakit-bus-single-glass