JAKARTA, KOMPAS.com - Power steering merupakan salah satu komponen dalam mobil yang sistem kerjanya dapat memudahkan pengemudi untuk memutar kemudi mobil.
Dengan bantuan power steering, kemudi akan lebih ringan jika dibandingkan dengan mobil yang belum menggunakan power steering.
Fitur power steering sudah banyak digunakan oleh mobil keluaran terbaru. Power steering secara umum terdiri dari dua jenis, yaitu tipe hidraulis dan elektrikal.
Komponen ini juga memiliki batas usia pakai, terutama seiring dengan waktu pemakaiannya.
Dealer Technical Support Dept. Head PT TAM, Didi Ahadi, mengatakan, untuk dapat mengetahui power steering sedang bermasalah atau tidak, dapat dideteksi dengan menggerakkan kemudi.
"Jadi kan ada dua sistem, yang masih pakai fluida (Hidrolik) dan yang menggunakan sistem elektrik power steering (EPS). Kalau yang EPS itu biasanya ada bunyi-bunyi pada saat setir dibelokkan karena ada gir yang aus," kata Didi kepada Kompas.com, Sabtu (17/7/2021).
Sedangkan untuk power steering yang menggunakan fluida atau hidrolik, karena menggunakan cairan untuk membantu kerja power steering, ada kemungkinan untuk rawan bocor.
"Bisa diperiksa di bagian seal yang bisa saja aus karena usia atau pemakaiannya. Ada dua kemungkinan kebocoran yang terjadi, yang pertama itu di bagian setir bawah atau biasa disebut rack steer. Ada juga yang di pompanya," ucap Didi.
Selain itu, pengecekan juga dapat dirasakan ketika memutar kemudi mobil. Jika sudah terasa lebih berat dari biasanya, ada kemungkinan power steering mengalami kerusakan meskipun masih dapat digunakan.
Didi melanjutkan, kerusakan pada power steering biasanya disebabkan oleh umur pemakaian kendaraan.
“Untuk umur pemakaian tergantung pada si pengemudi dan kondisi jalan. Apalagi untuk tipe power steering elektonik. Namanya juga elektrikal kita tidak pernah tahu kapan rusaknya dan memang susah untuk diprediksi,” kata Didi.
https://otomotif.kompas.com/read/2021/07/18/084100215/cara-mengetahui-kerusakan-power-steering-mobil