Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Menyimpan BBM Dalam Jeriken Plastik Berbahaya, Ini Kata Ahli

JAKARTA, KOMPAS.com - Membeli bahan bakar minyak (BBM) atau bensin menggunakan jeriken plastik dilarang. Sebagian besar yang melakukan tidak sadar kalau perilaku ini berpotensi menyebakan terjadinya kebakaran.

Tak hanya saat mengisi bensin saja, menyimpan bensin dalam jeriken plastik pun ternyata juga berbahaya. Sayangnya, tak sedikit yang paham akan hal ini.

Tri Yuswidjajanto Zaenuri, ahli konversi energi dari Fakultas Teknik dan Dirgantara Institut Teknologi Bandung, mengatakan, bahan bakar memiliki senyawa khusus yang dapat merusak wadah berbahan plastik.

“Kandungan polimer dari wadah plastik bisa rusak dan larut jika bertemu dengan bensin. Lama-kelamaan bisa menipis dan bocor,” ujar Yus, kepada Kompas.com beberapa waktu lalu.

Jeriken yang diperbolehkan membawa BBM tidak bisa sembarangan. Spesifikasinya sudah diatur dalam standar internasional dan harus memenuhi sertifikasi ANSI/ASTM F85208.

Jeriken harus memenuhi aspek material, internal hydrostatic pressure, ketahanan terhadap usia pemakaian yang berulang-ulang, anti karat, tahan panas, hingga dibedakan berdasarkan warna sesuai jenis BBM yang diisikan.

“Pemakaian jeriken dari bahan plastik tidak bermasalah selama sesuai dengan peruntukannya dan memilih produk yang telah berstandar," tuturnya.

Jeriken dari bahan plastik mungkin saja lebih murah dan lebih mudah didapatkan. Sedangkan jeriken pelat baja lebih mahal dan hanya dijual di toko-toko tertentu, tapi setidaknya lebih aman.

Di berbagai situs jual beli online atau e-commerce, jeriken besi atau jeriken pelat baja dengan kapasitas 10 liter di jual sekitar Rp 670.000. Sedangkan untuk kapasitas 20 liter, harganya di kisaran Rp 800.000.

https://otomotif.kompas.com/read/2021/07/14/090200315/menyimpan-bbm-dalam-jeriken-plastik-berbahaya-ini-kata-ahli

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke