Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Alasan Penjualan DFSK Super Cab Diesel Tak Sebaik Versi Bensin

JAKARTA, KOMPAS.com - Selain Super Cub mesin bensin 1.500 cc, DFSK juga memiliki varian diesel dengan kubikasi 1.300 cc. Meski secara kapasitas mesin lebih rendah, tapi torsi yang dihasilkan jauh lebih badak.

Secara spesifikasi tersebut, harus varian diesel Super Cab dengan kode mesin SFD tersebut lebih cocok digunakan sebagi mobil niaga ringan. Namun kenyataannya berbeda, penjualannya justru jauh berada di bawah model bensin.

Cing Hok, Sales & Marketing Director PT Sokonindo Automobile, mengatakan ada beberapa hal yang membuat Super Cab diesel secara performa penjualan tertinggal, yakni terkait harga serta masalah bahan bakar.

"Secara harga diesel lebih mahal dari bensin, bedanya bisa sampai Rp 20 jutaan. Sementara di segmen niaga ringan konsume itu kan sensitif soal harga, cenderung cari yang murah karena lebih memikirkan fungsinya," kata Cing Hok kepada media di Klungkung, Bali, Minggu (20/6/2021)

Untuk masalah bahan bakar, Cing Hok sebenarnya tak manampik bila konsumsinya bisa lebih irit dari versi bensin, namun yang menjadi masalah adalah soal ketersediaan Solar.

Menurut dia, beberapa daerah, terutama di kawasan Indonesia Timur, banyak yang enggan memilih Super Cab diesel karena Solar yang mulai sulit.

Alhasil, calon konsumen harus membeli Solar yang secara harga lebih mahal. Contohnya seperti Pertamina Dex atau Dexlite.

"Perhitungannya begitu, kalau mereka (konsumen) beli yang diesel tapi Solar biasa langka, mereka justru harus keluar biaya lebih mahal untuk beli BBM. Ujung-ujungnya efesiensi secara pengeluaran operasional jadi lebih berat," kata Cing Hok.

Ketika ditanya secara persentase porsi penjualan Super Cab diesel dan bensin, Cing Hok mengatakan bedanya cukup jauh, yakni 80 banding 20 persen.

https://otomotif.kompas.com/read/2021/06/22/144100715/alasan-penjualan-dfsk-super-cab-diesel-tak-sebaik-versi-bensin

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke